“Sungguh Allah dan malaikat-malaikatnya
bershalawat untuk Nabi.”Hai orang-orang yang beriman”, bershalawatlah kamu
untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya (Al-Ahzab: 56). “Jelas yang di seru dalam
ayat ini, hanyalah orang-orang yang beriman” bila mengingkari, seruan Allah ini
bukan dikatakan orang yang beriman, tentunya masih kafir, naudzu billah.
“Muhammad bin Abdul Wahhab melarang
shalawat kepada Nabi saw. Dia merasa sangat tersiksa jika mendengar seseorang
bershalawat kepada Nabi saw. pada malam jum’at dan mengeraskan bacaan shalawatnya
diatas menara. Bahkan, dia tak segan untuk menyiksa orang yang melakukan itu
dengan siksaan yang berat. Sampai-sampai, dia tega untuk membunuh
lelaki yang buta, seorang tukang adzan saleh, yang memiliki suara merdu, hanya
dia bershalawat kepada Rosulullah selepas mengumandangkan adzannya. Pada saat
muadzin itu baru saja selesai dari kumandang adzan dan shalawatnya, Muhammad
ibnu Abdul Wahhab langsung memerintahkan seseorang untuk
membunuhnya. Seketika itu pula, terbunuhlan muadzin yang saleh yang buta
matanya itu. Kemudian ibnu Abdul Wahhab itu berkata, “Sesungguhnya dosa seorang
pelacur lebih ringan ketimbang dosa seorang yang bersholawat kepada Nabi saw.
diatas menara.” Dia telah mengelabuhi
pengikutnya dengan alasan menjaga tauhid. Sungguh perkatannya sangat tidak
bermoral dan terkutuk. (ad-Duror as-Saniyah halaman 142. Dan Ridwan El-Adi
Bebris asy-Syafi’i al-Mashri: Raudhatul-Muhtajin Li ma’rifati Qawaaidi d-Din
halaman 384).
“Maka tidak heran kalau pengikut wahabi,
seperti Mahrus Ali, yang mengaku mantan kiai” N U. Dan tokoh Muhammadiyah Jatim
“seperti Muammal Hamidi, mengarang buku “Shalawat dan dzikir syirik”. Kadang
gak habis pikir, kok membaca shslawat dan berdzikir dikatakan syirik, kalau
bukan faham yang terkutuk, justru dalam al-Qur’an dan Al-Hadist dianjurkan kok
malah dikakan syirik dengan berbagai dalih yang mengada-ngada, kadang
menganggap sebagai bid’ah, kadang bershalawat dianggap mintak sama Nabi, kadang
dianggap mengkultuskan, padahal Nabi sebagai sababiyah karena
dalam hadist“ Setiap doa terhalang, kecuali dibacakan shalawat kepada Nabi saw.
(HR. Nasa’i dan Ibnu Hibban). Bahkan dalam hadist yang sangat jelas :
لايؤمن احدكم حتى اكون احب اليه منوالده وولده والناس اجمعين (رواه
البخاري ومسلم)
“Belum
dikatakan beriman seseorang kamu, kecuali kalu saya lebih dikasihani dibanding
dengan familinya, istri dan anaknya, dan hartanya dan dengan manusia
keseluruhannya “ (HR. Bukhori Muslim,lihat syarah Muslim juz 2 halaman 15).
Justru
kalau bersholawat dikatakan pengkultusan dan syirik katanya. Bentuk pengkafiran
kepada ummatnya yang menghormati Beliau dengan sebutan “Sayyid“ Tuan, penghulu
atau yang mulya : lihat dalam kitab (Kasyfu As-Syubahat halaman 11).
Jelas
keturunan Dzul Khuwaisiroh At-Tamimi yang bernama Abd. Wahhab at-Tamimi ini,
iri hati dan dengki, sama dengan nenek moyangnya tersebut yang selalau memusuhi
Rasul saw.,nauudzu billah.