1. JAULAH (Islam ‘ala
Jama’ah Tabligh)
Ajaran ini dicetuskan oleh seorang Sufi
(India) bernama Syekh Moh. Ilyas bin Moh. Ismail Al-Kandahlawi.
Asas da’wahnya berdiri dari ajaran pokok
6 macam yang disebut “Sifat Enam” ialah:
1. Kalimah Thoyyibah
2.
Menegakkan
Sholat
3.
Ilmu dan
Dzikir
4.
Memuliakan
muslim
5.
Ikhlash,
dan
6. Nafar (khuruj) jaulah.
Di dalam tablighnya tidak bebas pakai
ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits-hadits/Sunnah Nabi atau Kitab-kitab tentang
aqidah, syariah dan akhlak yang tersebar di kawasan Islam Sunniy.
Imam
Jama’ah ini mengharuskan tablighnya dengan pakai kitab رياض الصالحين untuk bangsa Arab dan
kepada selain Arab harus pakai kitab تبليغ النصاب , kitab فضائل الأعمال karangan Moh. Zakariya Al-Kandahlawi dan
kitab حياة الصحابة karangan Moh.Yusuf
Al-Kandahlawi, sedang dari Al-Qur’an, Imam tersebut melarang Jama’ahnya untuk
mengkaji Al-Qur’an seutuhnya, tetapi hanya membolehkan 10 Surat dari akhir سورة الناس sampai سورة الفيل.
Dari penjelasan singkat di atas, maka
jelaslah bahwa Jaulah (Jama’ah Tabligh) pimpinan Moh. Ilyas itu sudah
jadi kufur-murtad dari satu sebab yang terakhir itu saja, ialah “Tidak
mau beriman dan emoh mengikuti ajaran Qur’an sec ara keseluruhan/s eutuhnya.
افتؤ منو ن ببعض الكتا ب وتكفرو ن ببعض الكتاب فما جزاء من يفعل دا لك منكو
الا خزي في احيا ث الد نيا ويوم القيامة
يردون الي اشد العداب
Artinya : “Makanya, apakah kalian beriman kepada
sebagian Al-Qur’an, dan mengingkari sebagian yang lain? (Jangan begitu!!!)
Sebab tidaklah balasan orang-orang dari kalian yang berbuat begitu itu kecuali
kehinaan hidup di dunia, dan pada hari kiamat mereka itu akan dimasukkan neraka
tempat siksaan yang paing dahsyat.” (QS. Al-Baqarah: 85)
Diantara Ulama Besar yang menolak ajaran-ajaran Jaulah ini ialah Syekh
Al-Albaniy mendukung Imam Al-Hafizh Adz-Dzahabiy yang menyatakan,
bahwa gerakan sesat ini adalah “Khowarij Gaya Baru”!!.
Di depan sudah diterangkan bahwa Mirza
Ghulam Ahmad yang mengaku Nabinya ajaran Qodyaniyah yang juga sesat dan
kufur juga muncul di India, begitu pula Sayyid Quthub yang jadi
kufur-murtad, karena menganggap kaum muslimin yang dikuasai pemerintah non
muslim di seluruh dunia jadi kufur murtad, juga orang asli
India yang hijrah ke Mesir.
Pendiri Jama’ah ini adalah seorang sufi
bernama Syekh Muhammad Ilyas bin Moh. Isma’il Al-Kandahlawi (India). Dia
mendirikan jama’ah ini atas dasar manhaj sufi pada pertengahan abad ke 14 H.
Moh. Ilyas mengambil jalan tablighnya ini
setelah ia bermimpi, berkatalah dia: “Terbuka jelas jalan da’wah ini, ketika
saya mendapatkan ilham dalam mimpi tentang tafsirbaru firman Alloh :
كنتوم خير امة اخرجت لنا س تاء مرون با لمعروف
وتنهون عن المنكر وتؤمنون با الله ولو اءمن اهل لكتاب لكان خير الهوم منهم المؤ منون
واكثرهم الفسقون
Menurut tafsir mimpinya yang katanya
ilham tafsir baru itu (ilham dari syaithon: Pen), bahwa:
1.
Da’wah
kepada Alloh itu perlu “khuruj” (jaulah)
2.
Iman akan bertambah denga khuruj ini وتؤمنون باالله ا
Jama’ah ini mempunyai Amir tertinggi
sebagai Kholifah yang dibai’at kaumnya dan harus ditaatinya. Amir tertinggi
pertama ialah Moh. Ilyas dan yang kedua ialah puteranya bernama Moh.
Yusuf Al-Kandahlawi sedang Amir ketiga ialah In’amul Hasan.
Amir tertinggi berkedudukan di India (New Delhi) dan punya markas
pusat yang lain di Reiwind (Pakistan) dan Daklia (Bangladesh).
Di wilayah-wilayah di luar ketiga markas
pusat tersebut dibentuk Amir-amir pembantu, yang hanya sebagai pelaksana
tugas-tugas pemberian pendapat dan menjaga arah jalannya pergerakan dari
perubahan dan pergeseran yang telah ditetapkan markas pusat.
Perlu diketahui, bahwa lahirnya gagasan
Jama’ah Tabligh oleh pendiri (Moh. Ilyas) ini didasari dengan
Thariqat Shufiyah yang diamalkan yang kemudian katanya memperoleh ilham tafisr
baru dari QS. Ali Imron: 110 yang telah dijelaskan di atas. Dan perlu
dimengerti, bahwa sebelum berkata memperoleh ilham tersebut Syekh Moh. Ilyas
ini sering berkhalwat di makam Syekh Nur Muhammad Al-Badayuni dan makam Syekh
Abdul Quddus Al-Kankuhi, seorang shufi penganut faham “wihdatul wujud”
(menyatunya Tuhan dengan
dirinya) – aliran kufur menurut faham Ahli Sunnah).
dirinya) – aliran kufur menurut faham Ahli Sunnah).
Tujuan jama’ah ini seperti dikehendaki
pendirinya (Moh. Ilyas) adalah untuk membangkitkan perasaan keagamaan pada jiwa
kaum Muslimin India: menjauhkan mereka dari bahaya pemurtadan di lingkungan
paganis yang mengitari mereka.
Tetapi tabligh pertamanya ditolak oleh
umat Islam sekitarnya, maka lalu khuruj, keluar dari kampungnya dengan
mengadakan jaulah, pelancongan ke daerah-daerah luar, katanya sesuai ilham yang
katanya diperoleh dalam mimi untuk melaknanakkan ayatاخرجت لناس seperti diterangkan di atas. Di mana
ayat-ayat dan hadits-hadits yang memerintahkan “Jihad” itu dialihkan
(dita’wil) maknanya dengan khuruj/jaulah untuk tabligh sesuai dengan
konsep ajaran-ajaran keIslamannya tersebut di atas yang didasari oleh faham
thariqat sufiahnya itu. Makanya semua kaum Jaulah mesti bebai’at melaksanakan
ke-Islaman ala tharekat shufiyah seperti doktrin tersebut di atas.
Sebab itu kewajiban khuruj/jaulah untuk
mentablighkan ajaran-ajaran ke-Islamannya ala thariqat sufiyahnya itu tidak
hanya dibebankan kepada pemimpin-pemimpin atau Amir-amir mereka, tetapi dibebankan
pula kepada seluruh kaumnya, baik secara jama’ah maupun secara sendiri-sendiri
dengan jadwal komando Amir markas-markas pusat yang tak boleh ditentang, ialah:
Khuruj 3 hari, 7 hari, 40 hari, atau 1
tahun dalam seumur hidup dan dengan khuruj ini mereka menganggap pahalanya
lebih tinggi dari pada jihad fi sabilillah (perang melawan musuh-musuh agama).
Anehnya dalam pertemuan-pertemuan
pengkajian Islam mereka dilarang mengkaji Al-Qur’an dan Sunnah secara utuh
(seutuhnya) melainkan hanya sebagian yang telah digariskan dalam pokok-pokok
dasar ajaran dan manhaj Jama’ah mereka seperti tersebut di atas.
Itulah kesingkatan dari kesimpulan
ajaran-ajaran Islam yang dilakukan dan ditablighkan dengan khurujnya yang
berpangkal dari ilham mimpi Amir 1, pencetus gerakan ini, yang diquduskan
kaumnya.
Sebelumnya perlu diberitakan dulu kepada
para pembaca yang setia bahwa gerakan Jama’ah Tabligh, dengan khurujnya
tersebut di atas telah ditentang dan dianggap batal dan “khuruj ‘anil
Islam” (As-Sunniy) yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi SAW untuk
diamalkan kaum muslimin sedunia ... oleh para Ulama Ahli Qur’an dan Sunnah....
Bahkan para pelakunya dianggap sudah jadi Kufur dan Murtad karena mentahrif
ayat-ayat Qur’an dan mentakwil ajaran-ajaran Sunnah Nabi dengan hawa nasu
pribadi kesufiannya, ditambah lagi pencetusan gerakan ini didasari oleh mimpi
ilham sesat karena bukan dari Alloh SWT, tapi dari syaithon yang terkutuk.
Dasar-dasar Kajian Islam Shufi dengan
“Sifat Enam” dari Amir 1 Jama’ah Tabligh tersebut di atas suatu fikiran Bid’ah
Dholalah yang menjadikan kufur murtad karena menyalahi/menolak nash-nash
qoth’iy, antara lain:
يا محمد ! أخبرني عن الإسلام. فقال رسول
الله صلى الله عليه وسلم: ” الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله،
وتقيم الصلاة(إلى أن قال) وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا ” فقال: أخبرني عن الإيمان، قال: ” أن تؤمن بالله(إلى أن قال) بالقدر خيره وشره من الله تعالى، فقال: صدقت، فأخبرني عن الإحسان !
قال: ” أن تعبد الله كأنك تراه، فإن لم تكن تراه فإنه يراك ” فقال: صدقت، (إلى أن
قال بعد ذهاب الرجل): يا عمر ! أتدرى من السائل ؟ ” قلت: الله ورسوله أعلم. قال: ”
إنه جبريل، أتاكم يعلمكم دينكم ” (رواه مسلم)
Ringkasnya makna Hadits, bahwa:
Umar ra. Suatu saat sedang duduk-duduk
bersama-sama dengan Nabi SAW (dan Sahabat-sahabat lainnya). Tiba-tiba datang
seorang laki-laki yang tampan dan duduk dekat Nabi. ia lalu menanyainya tentang
Islam, Iman, Ihsan dan Hari Kiamat. Nabi SAW. menjawab: bahwa Islam
itu ialah baca syahadatayn, sholat dst. (dengan menyebutkan
rukun-rukun Islam yang lima itu! Iman itu: harus percaya adanya Allah
dst (menyebutkan rukun-rukun Iman yang enam itu)! Lalu Ihsan
itu hendaklah kau menyembah (beribadah) kepada Alloh seakan-akan kau
berada di hadapan Alloh, setidak-tidaknya kau yakin, bahwa Alloh pasti melihat
kau! ... dst.... dst.
Nah, setelah laki-laki yang menanya itu
menghilang tak bekas terpandang. Nabi SAW. lalu menanyai Umar: Ya Umar, tahukah
kau siapa yang numpang tanya barusan? Jawab Umar: “Allah dan RasulNya yang
paling tahu!” maka Nabi SAW. menegaskan: “Itu tadi Jibril, datang untuk
mengajari kalian tentang Agama kalian” (Islam Sunni).
Tapi Amir mengambil dari mimpi, bukan
dari Hadits/Sunnah SAW sehingga tafsirnya jadi sesat! Jadi, dari start
menentukan tabligh-Islam harus dengan “Khuruj” itu sudah perkara yang “bid’ah dholalah”.....
apalagi kaum terdekatnya, di India sendiri telah menolak tablighnya dari awal
startnya....
Maka mengapa kok lalu keluar daerah,
apalagi ke luar negeri... padahal perintah Alloh dalam bertabligh ini pertama kepadayang
dekat dulu وانذ ر عشيرتك
الاقربين..
Nah.. jika uji coba pertama kali tabligh
di daerahnya sendiri yang dekat... ditolak... maka perlu dipertanyakan.. yang
mula pertama dida’wahi itu... sudah pada Islam... apa masih kafir?! Jika sudah
Islam semua... kok menolak tablighnya si Amir Islam tadi... apakah sang Amir
tidak berbuat self koreksi.. mengapa tablighku/ajaranku ditolak??! Lalu, perlu
meninjau kembali ajarannya yang memang sesat itu!!!...