Sabtu, 26 April 2014
DALIL-DALIL HARI TAHLILAN
Dalil tahlilan Jumlah Hari 3, 7, 25, 40, 100, 360 (setahun) & 1000 hari dari kitab ahlusunnah (bukan kitab dr agama hindu)
قال النبي صلى الله عليه وسلم الدعاء والصدقة هدية إلى الموتى
وقال عمر : الصدقة بعد الدفنى ثوابها إلى ثلاثة أيام والصدقة فى ثلاثة أيام يبقى ثوابها إلى سبعة أيام والصدقة يوم السابع يبقى ثوابها إلى خمس وعشرين يوما ومن الخمس وعشرين إلى أربعين يوما ومن الأربعين إلى مائة ومن المائة إلى سنة ومن السنة إلى ألف عام
Rasulullah saw bersabda: "Doa dan shodaqoh yg dihadiahkan kepada mayyit."
Berakata Umar : "shodaqoh setelah kematian maka pahalanya sampai tiga hari dan shodaqoh dalam tiga hari akan tetap kekal pahalanya sampai tujuh hari, dan shodaqoh tujuh hari akan kekal pahalanya sampai 25 hari dan dari pahala 25 sampai 40 harinya akan kekal hingga 100 hari dan dari 100 hari akan sampai kepada satu tahun dan dari satu tahun sampailah kekalnya pahala itu hingga 1000 hari."
Perhatiin ntuh jumlah-jumlah harinye (3, 7, 25, 40, 100, setahun & 1000 hari) jelas ade dalilnya,sejak kapan sahabat dipengaruhin agama Hindu ???
Berkumpul ngirim doa adalah bentuk shodaqoh buat mayyit.
فلما احتضرعمر أمر صهيبا أن يصلي بالناس ثلاثة أيام ، وأمر أن يجعل للناس طعام
، فيطعموا حتى يستخلفوا إنسانا ، فلما رجعوا من الجنازة جئ بالطعام ووضعت الموائد
! فأمسك الناس عنها للحزن الذي هم فيه ، فقال العباس بن عبد المطلب : أيها الناس
إن رسول الله صلى الله عليه وسلم قد مات فأكلنا بعده وشربنا ومات أبو بكر فأكلنا
وشربنا وإنه لابد من الاجل فكلوا من هذا الطعام ، ثم مد العباس يده فأكل ومد الناس
أيديهم فأكلوا
Ketika Umar sebelum wafatnya, ia memerintahkan pada Shuhaib untuk memimpin shalat, dan memberi makan para tamu selama 3 hari hingga mereka memilih seseorang, maka ketika hidangan – hidangan ditaruhkan, orang – orang tak mau makan karena sedihnya, maka berkatalah Abbas bin Abdulmuttalib :
Wahai hadirin.. sungguh telah wafat Rasulullah saw dan kita makan dan minum setelahnya, lalu wafat Abubakar dan kita makan dan minum sesudahnya, dan ajal itu adalah hal yang pasti, maka makanlah makanan ini..!”, lalu beliau mengulurkan tangannya dan makan, maka orang – orang pun mengulurkan tangannya masing – masing dan makan.
[Al Fawaidussyahiir Li Abi Bakar Assyafii juz 1 hal 288, Kanzul ummaal fii sunanil aqwaal wal af’al Juz 13 hal 309, Thabaqat Al Kubra Li Ibn Sa’d Juz 4 hal 29, Tarikh Dimasyq juz 26 hal 373, Al Makrifah wattaarikh Juz 1 hal 110]
PENDIRI WAHABI MENGAKU DIRINYA KAFIR, DAN JUGA KETURUNAN DZUL KHUWAISHIRAH DARI NAJD, SAMA-SAMA KETURUNAN “BANI TAMIM” “ DENGAN JULUKAN ABDUL WAHHAB “AT-TAMIMI”
Pada bulan 8 hijriyah, Rosul menang dalam peperangan Tha’if dan Hunain. Dalam perang tersebut, uamt islam mendapat banyak harta rampasan “ghanimah” dan pembagian dilakukan di Ja’ranah, sahabat yang utama seperti, Abu Bakar, Umar,Ustman, Ali, tidak mendapatkannya, tetapi sahabat yang baru masuk islam, mendapat harta rampasan lebih banyak, seperi Abu Sufyan.
Tiba-tiba
datanglah seorang bernama Dzul khuwaishirah ini, dan membentak kepada Nabi,
dengan sebutan “Berlaku adillah hai Muhammad !” Nabipun berkata, “ Celakalah
kamu siapa yang akan berbuat adil jika aku saja tidak dianggap adil !” Lantas
Umar berkata, “ Wahai rasulullah, biarkan saja kupenggal lehernya!. “Nabi
menjawab,” Biarkan saja. Setelah berlalau Dzul khuwaishirah tadi, Rosul
bersabda akan lahir dari keturunan ini, orang sok membaca Al-Qur’an tipi tidak
melewati kerongkongannya, mereka keluar dari islam bagaikan anak busur panah
yang menembus binatang buruannya. (HR. Muslim pada Kitab Az Zakah, bab Al-
Qismah). Bahkan riwayat yang lain, “Mereka itu se jelek-jelenya makhluk, dan “
Bukan dari golonganku” HR. Shaheh Muslim). “Terbukti pendiri salafi wahabi juga
keturunan” Dzul Khuwaishirah At Tamimi, dengan sebutan atau gelar “ABDUL WAHHAB
AT TAMIMI”.
Bahkan yang
membunuh Sayyidina Ali kw. Adalah Abdur Rokhman bin Muljam, sebenarnya yang
akan di bunuhnya adalah Gubernur Syam, (Syria) yang bernama Mu’awiyah bin Abu
Sufyan, dan Gubernur Mesir yang bernama,Amr bin Ash. Sebagai pembunuh yaitu:
Abdullah bin Barak dan Bkr at-Tamimi, dari keturunan Bani tamim.” Sungguh kejam
keluarga bani Tamim ini, maka tidak
heran kalau Abdul Wahhab si Pendiri salafi wahabi ini kejam karena masih satu
keturunan ya’ni keluarga bani Tamim yang selalau memusuhi Rosulullah saw. dan
untuk menghilangkan jejak Rosul dan keluarganya, termasuk rumah-rumah paman
Nabi, ruma Siti khotijah, rumah kelahiran Nabi, termasuk Bitul Arqom( Tempat
pengaderan Assabiqunal Awwalun, semuanya di bongkar, bahkan tempat mengajar
Imam Asy-syafi’i semuanya di bomgkar dan kuburan semuanya diratakan dengan
dalih pemurniyan tauhid khurafat tahayyul, akan tetapi kalau dirinya penyembah
berhala tidak dianggap kafir, sungguh penuh tipu muslihat wahabi ini.
ABDUL WAHHAB MENGAKU DIRINYA KAFIR, DAN PENGIKYTNYA HARUS
BERSAKSI BAHWA SEMUA UMAT ISLAM KAFIR KALAU MASIH BELUM MENGIKUTI AQIDAHNYA.
HAL INI TERTUANG DALAM BUKU KARANGANNYA YANG BERJUDUL “ADDUROR
ASSANIYAH”SEBAGAI BERIKUT :
وما أحسن ما قله واحد
من البوادي, لما قدم علينا وسع شيئا من الاسلام, قال, أشهد أننا كفار- يعني هو
وجميع لبوادي-,واشهد ان المطوع الذي يسمينا اسلا ما أنه كا فر.
“ Betapa
indahnya apa yang diucapkan oleh salah seorang Badui ketika datang kepada kami,
dan mendengar sedikit tentang islam. Si Baduwi itu berkata, “Aku bersaksi bahwa
kami adalah orang-orang kafir- ya’ni dirinya dan semua orang-orang Badui- dan
aku bersaksi bahwa guru yang berkata bahwa kami adalah orang-orang islam, juga
kafir”.( Akhmad Zaini Dahlan: Al-khulashat al-Kalam fi Bayan Umara Al-Balad
al-Haram,ad-Dar al-Muttahidah Lin-Nasr,jilid 2 halaman 227).Juga lihat (
Mukhammad Ibnu Abdul Wahhab dkk: Ad-Duror as-Saniyah, Op,Cit, jilid 10 halaman
143). Masih belum jelaskah bahwa pendiri salafi wahabi, mengaku dirinya kafir ?
lalu apalagi selogan pemurniyan tauhid khurafat tahayyul, bukankah pengikut
salafi wahabi jelas-jelas dibodohi ?. Bukankah identik dengan firman Allah swa.
الاعراب اشد كفرا
ونفاقا واجدار الا يعلموا حدود ماانزل الله على رسوله, واالله عليم حكيم (أ لتوبه)
“ Orang-orang Arab Badui lebih sangat kekafirannya
dan kemunafikannya dan lebih patut, bahwa mereka tiada mengatahui peraturan
yang di turunkan Allah kepada RasulNya. Allah maha megetahui, lagi maha
penyayang (At-Taubah 97). Jelas kiranya bahwa orang-orang A’rob dan Abdul
Wahhab At-Tamimi ini, sudah di tetapkan sangat kafir da sangat munafik,
masihkah pengekornya selalu merasa lebih baik ?, jelas-jelas sebaliknya.
MENGKAFIRKAN
PARA PENGGUNA “SAYYID” DAN BENTUK-BENTUK PENGAGUNGAN TERHADAP NABI MUHAMMAD
SAW. SEPERTI MEMBACA SHOLAWAT, MAULID NABI, DIBA’ DENGAN DALIH BERLEBIHAN,
BID’AH, KARENA NENEK MOYANGNYA PERNAH DI KUTUK OLEH NABI, DENGAN SEBUTAN,
SEBAGAI SUMBER KEMUSRIKAN, DAN MELAHIRKAN PENGIKUT SYETAN :
لم ير يدوا أن الله
هو الخا لق الرازق المد برفانهم يعلمون أن ذالك لله وحده كما قدمت لك, وانما يعنون
با الله ما يعني المشركون فى زما ننا بلظ السيد ! .
“ Mereka orang-orang
kafir tidak menghendaki Allah sebagai pencipta dan pemberi rizki yang mengatur.
Mereka tahu itu hanya milik Allah sebagaimana di jelaskan sebelumnya. Hanya
saja mereka (orang-orang kafir) memaksudkan Allah sama dengan maksud
orang-orang musyrik—ya’ni umat-umat islam yang mereka musyrikkan (pen)—dizaman
kita sekarang ini, yang menggunakan kata Sayyid.
Inilah
pengkafiran kepada semua umat islam yang menggunakan kata “ Sayyid “ dan tak
diragukan lagi, semua bentuk pujaan, dianggap berlebihan, padahal dalam saheh
Bukhori Muslim, belum dikatakan beriman seseorang kalau belum mencintaiku,
melebihi anak, istri, dan semua isi dunia ini,( Bukhori muslim Syarah Muslim,
juz 2 halaman 15 ). Rupanya si Dulwahhab ini, sakit hati, karena neneknya dan
keturunannya di kutuk oleh Nabi dengan sebutan “ Celaka dan pengikut syetan”.
ABDUL WAHHAB
AT-TAMIMI MENGKAFIRKAN SEMUA PARA ULAMA’ “HLUS SUNNAH WAL JAMA’AH” DENGAN
TERANG-TERANGAN.
نذ كر لك أنك أنت
وأباك مصروحون بالكفروالشرك والنقاق !! أنت وأبو ك مجتهدان في عداوة هداالدين ليلا
ونهارا !! أنك رجل معاند ضال على علم مختارالكفر على لاسلام !! وهذاكتا بكم فيه كقركم
!! .
“Kuingatkan padamu, sesungguhnya engkau dan ayahmu
telah dengan jelas melakukan kekafiran, kemunafikan !! Engkau dan ayahmu
bersungguh-sungguh dalam menentang agama ini, siang dan malam, !! Engkau adalah
seorang pembangkang, seorang yang sesat padahal itu kau sadari, dan kalian
lebih memilih kekafiran dari pada Islam,!! Ini kitab sucimu sendiri telah
mengkafirkanmu !!” Dalam surat yang disampaikan kepada Syaikh Sulaiman ibnu
Suhaim, salah seorang tokoh madzhab Hambali, Abdul Wahhab pendiri salafi Wahabi
dengan se’enak perutnya mengkafirkan Ulama’ ini beserta orang tuanya (Annihayah
fi Ghorib al-Hadist, madah as-Sin ma’a al wawu “. Juga Muhammad Ibnu Abdul
Wahhab,dkk: ad-Durar as-Saniyah, OP, Cit, jilid 10 halaman 31).
JUGA
MENGKAFIRKAN ULAMA’ AHLI TASAWWUF, MAKA TIDAKHERAN KALAU PENGEKOR WAHABI INI
SAMPAI MEMALSUKAN PENDAPAT IMAM SYAFI’I TENTANG TASAWWUF.
فابن عربي , وابن
سبعين, وابن الفا رض, لهم عبادات وصدقات, ونوع تقشف وتزهد, وهم أكفر أهل الارض, أو
من أكفرأهل لارض ....... أنه أكفرمن فرعون.
“Ibnu Arobi,
Ibnu Sabi’in dan Ibnu Farid, mereka (Juga) melakukan ibadah, sedekah,
kesalalehan, dan kezuhudan, tapi mereka adalah orang yang paling kafir di muka
bumi, atau diantara orang yang paling kafir......Sesungguhnya Ibnu Arobi lebih
kafir dari Fir’un. ( jilid 10 halaman 25 ). Orang yang paling sesat, adalah
para sufi di ma’kal dan tempat lainnya, seperti, Walad Musa ibnu Ja’un, Salmah
ibnu Mani’ dan yang lainnya. Mereka mengikuti jalan Ibnu Arobi dan Ibnu Farid (
Ibid jilid 8 halaman 366. Jilid 10 halaman 25 jilid 10 halaman 54 ). “ Jelas
kiranya semua kaifir kecuali yang mengikuti jejaknya, yang mengikuti
jejaknyapun kalau tidak ikut mengkafirkan umat islam se dunia diamggap kafir
pula. “ Benar-benar terkutuk si Dulwahhab ini. Tapi pengekornya kok mudah di
bohongi yang ngakunya cerdas, ternyata tolol.
ABDUL WAHHAB
AT-TAMIMI, MEMUJI KAFIR QURAISY, MUNAFIQ, DAN MURTAD, NAMUN MEMCACI KAUM
MUSLIMIN.
كانوا يعرفون الله
ويخافون وير جونه ز.... كانوا يشهدون ألا اله الا الله وأن محمد الرسو ل االله
.
“Mereka
(orang-orang kafir Quraisy) ma’rifat kepada Allah, takut darinya, dan sangat
mengharap (ridhonya) Mereka bersaksi
bahwa tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah,”( Muhammad
Abdul Wahhab dkk, ad-Durar as-Saniyah, Op,Cit jilid 1 halaman 146). Ha ha Dul
wahhab ngacau “ orang kafir Quraisy dianggap ma’ripat patuh, kepada Allah,
kalau begitu bukan kafir lagi,
YANG LEBIH
ANEH LAGI MULUTNYA DUL WAHHAB INI BICARA NGAWUR NGACAU, MUSAILAMAH AL-KADZAB (
NABI PALSU ) YANG SELEVEL DENGAN DZUL-KHUWAISHIRAH DIANGGAP BERSYAHADAT, DAN
MUHAMMAD SEBAGAI NABINYA.
مسيلمه يشهد أن لا
اله الا الله , وأن محمد الر سو ل االله , ويصلى , ويصوم ,
“ Musailamah
al-Kadzab, ( Nabi palsu ) bersyahadat, bahwa tiada Tuhan selain Allah, Dia juga
sholat dan puasa. “ MULUTNYA ABDUL WAHHAB NABI PALSU MASIH BERSAKSI KENABIAN
MUHAMMAD “ SUNGGUH NAJIS. (Muhammad Abdul Wahhab, dkk, ad-Duor as-Saniyah, Op,
Cit, jilid 1 halaman 146. Jilid 2 halaman 44.) “ Inilah yang membodohi salafi
wahabi, dan Muhammadiyah, dan sema pengekor wahabi,akan tetapi kalau syariat
sudah jelas dikatakan syirik kafir, pemurnian tauhid, seperti ziarah kubur
tawassul membaca sholawat, hadiah pahala, tasawwuf, tahlil dzikir, pendek kata
salafi wahabi sudah berhasil menjauhkanpengikutnya kepada Allah dan RosulNya,
semata-mata ingin menghapuskan syri’at islam, tapi malah berteman dengan “
kuffar “ “ Sunguh bodoh bagi yang terpengaruh tipu muslihatnya “
SUNNAH MENYAPU MUKA SETELAH SHOLAT.
Sunnah menyapu
dahi dan muka setelah setelselesai sembahynag. Keterangan ini sebagaimana
hadist yang di terangkan oleh Anas ra. Berkata :
كان رسول الله صلعم ,
اذا قضى صلا ته مسح جبهته بيده اليمنى ثم قال : اشهد ان لا اله الا الله الرحمن
الرحيم اللهم اذهب عن الهم والحزن.
Adalah
Rosulullah saw. apabila beliau telah
menyelesaikan sembahyang, maka disapu dahinya dengan tangan kanannya, kemudian
dicapkannya :
اشهد ان لا اله الا
لله الرحمن الرحيم الهم اذهب عنى الهم والحزن.
Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan yang di sembah selain Allah, yang pengasih dan penyayang. Ya
Allah lakukanlah dari padaku sgala duka cita. ( HR Ibnu Sunny, Al-Bazzar, At-thabaraby
dan Ibnu Ady ).
Tersebut pula
dalam kitab Bugyatul Murtasyidin, fi talkishi fatawa ba’dlil Aimmati minal
Ulama’il Muta’akhirin.
روابن منصور انه صلعم
, كان اذا قضى صلا ته مسح جبهته بكفه اليمنى ثم امرها على وجهه حتى يأ تي بها على
لحيته الشر يفة وقال بسم االله الذى لا اله الا هو عالم الغيب والشهادة الرحمن
الرحمن الرحيم , اللهم الذ هب عنى الهم والحزن والغم . اللهم بحمدك انصرفت وبذنبي
اعترفت اعوذ بك من شر ما القترفت واعوذ بك من جهدبلاء الد نيا وعذاب الاخرة .
Telah
meriwayatkan oleh Ibnu Manshur, bahwasanya Nabi saw. adalah beliau apabila
telah menydahi sembahyangnya, menyapulah ia akan dahinya, dengan tapak
tangannya, kemudian di lakukan di atas wajahnya, sehingga menyampainya atas
janggutnya yang mulia, seraya di ucapkan :
بسم الله الذي لااله
الا هو عالم الغيب والشهادة الرحمن الرحيم, اللهم اذهب عن الهم والحزن والغم,
اللهم وبحمدك النصرفت وبذنبي اعترفت
اعوذ بك من شرما اقترفت واعوذ بك من جهد بلا ءالدنيا وعذاب الا خرة .
Dengan nama
Allah yang tidak ada Tuhan yang sebenarnya, melainkan Dia, Maha mengetahui yang
ghaib dan yang hadlir,Maha pengasih lagi Penyayang. Ya Allah, lakukanlah dari
padakau duka nestapa dan kesalahan. Ya Allah dengan pujian Engkau aku berpaling
dan terhadap dosaku aku mengaku, aku berlindung dengan Engkau dari kejahatan
apa yang aku lakukan, dan aku berlindun dengan engkau dari keberatan cobaan
dunia dan akhirat. (Himpunan Sayyid
Abdur rohman bin Muhammad bin Husain bin Umar al-Masyhur Ba Alwi, Mufti negara-negara Hadramaut halaman 49 ).
DAN IMAM
NAWAWI DALAM KITAB AL-ADZKAR MENGUTIP HADIST YANG MENJELASKAN, BAHWA ROSULULLAH
SAW. SELALU MENGUSAP WAJAH DENGAN TANGAN KANANNYA SETIAP SELALAI SHOLAT :
وروينا فى كتا ب ابن
السنى عن انس رضي الله عنه كان رسولا الله صلعم , اذا قضى صلا ته مسح وجهه بيده
اليمنى ثم قال أشهد ان لااله الا هو الرحمن الرحيم اللهم اذهب عني الهم والحزن. (
الاذكار )
“ Kami meriwayatkan (Hadist) dalam kitabnya Ibnu
Al-Sunni, dari sahabat Anas, Ra. Bahwa Rosulullah saw. apabila selesai
melaksanakan shalat, Beliau mengusap wajahnya, dengan tangan kanannya, Lalu
berdo’a, “ Saya bersaksi Tiada Tuhan kecuali Dia Dzat Yang Maha Pengasih dan
Penyayang. Ya Allah, hilangkanlah dariku kebingungan dan kesusahan.” ( Al-
Adzkar, 69 ).
Inilah
penjelasan tentang kesunnahan mengusap wajah setelah selesai sholat, yang di
kutip seorang ulama’ besar dan pensyarah shaheh Musliam, sebagai bukti, bahwa
senantiasa Rosulullah saw. selalu mengusap wajah selesai mengerjakan shalat.
والله اعلم با لصواب.
ULAMA’ WAHABI GEMAR MEMALSUKAN AL-QUR’AN DAN AL-HADIST TENTANG SAMPAINYA PAHALA BACAAN AL-QUR’AN DAN TAHLIL
وان ليس لانسان الا ما سعى.
“Dan tidaklah bagi
seseorang kecuali apa yang telah di kerjakan sendiri (Surat An-Najmi 39) Kadang
untukmemperkuat argumennya disertai dengan hadist Rosul yang berbunyi:
“Apabila anak adam mati, maka putuslah
segala amal perbuatannya kecuali tiga perkara : Yaitu; Shodaqoh jariyah, ilmu yang dimanfa’atkan, dan
anak shaleh yang mendo’akan dia”. Ini menunjukkan mereka kurang faham apa yang
dimaksud kedua dalil tadi, sebab dalil yang pertama menafikan semua yang di
usahakan orang lain, artinya walaupun “ Anak yang shaleh tidak kan berguna
kecuali amal usaha sendiri “ karena kontek tadi kecuali amal usahanya sendiri
“Sedang dalil yang kedua masih menerima usaha orang lain termasuk usaha do’a
anak yang shaleh, berarti dalil yang kedua masih menerima usaha orang lain,
terbukti “ Do’a anak tadi “ jelas bertentangan, padahal haqeqatnya hadist dan
al-Qur’an tidak akan bertentangan, berarti salah dalam menafsirkan ayat tadi :
BAGAIMANAKAH YANG BENAR PENAFSIRAN SURAT
AN-NAJMI TADI ?
وان ليسل لانسان الا ما سعى .
Ayat ini, dapat diambil maksud, bahwa
secara umun yang menjad “ hak seseorang ia kerjakan “ sehingga seseorang tidak
menyandarkan kepada perbuatan orang lain. Tetapi makna ini tidak berarti
menghilangkan perbuatan orang lain.
Didalam “ Tafsir Attobari jilid 9 juz 27 dijelaskan, bahwa ayat tesebut
di turunkan ketika Walid Bin Mughiroh masuk islam diejek oleh orang musyrik,
dan orang musyrik tadi berkata; “ Kalau engkau kembali kepada Agama kami dan
memberi uang kepada kami, kami yang menanggung siksaaanmu di neraka”. Maka
Alloh saw. menurunkan ayat diatas, yang menunjukkan seseorang tidak bisa
menanggung dosa orang lain, bagi seseorang apa yang telah di kerjakan, “ Bukan
berarti menghilangkan pekerjaan seseorang untukorang lain “ Seperti Do’a, baca
al-Qur’an dan tahlil, “ Karena ayat tersebut teguran kepada orang kafir “
Dalam Tafsir Attobari dijelaskan, dari
sahabat Ibnu Abbas, bahwa ayat tersebut telah dimansukh yang berbunyi sebagai
berikut:
عن ابن عباس : قو له
تعالى "وان ليس لانسان الا ما سعى" فا نزلالله بعد هذا: والذىين
أمنواواتبعتهم ذريتهم بايمان ألحقن بهم ذريتهم فادخل الله الأ بناء بصلاته
لاباءالجنة
“Dari sahabat Ibnu
Abbas dalam firman Allh saw. Tidaklah bagi seseorang kecuali apa yangtelah di
kerjakan, kemudian Allah menurunkan ayat surat At-Thur, 21“ dan orang-orang
yang beriman, dan anak cucu yang mengikuti mereka dalamkeimanan”, kami
pertemukan anak cucu mereka dengan mereka “walaupun tidak sebanding dengan
amalan orang tua, maka Allah akan memasukkannya kedalam syurga” juga lihat
tafsir Khazin,juz
6 halaman 223).
DAN BANYAK SEKALI AYAT YANG MENUNJUKKAN
AYAT “AL-INSAN” ITU YANG DI MAKSUD ADALAH ORANG-ORANG KAFIR, SEBAGAIMANA
TERMAKTUB DALAM TAFSIR “ALBAGHOWI SEBAGAI BERIKUT:
وقال لربيع بن انس
وان ليس الاماسعى الكافرفامالمؤمنون فله ما سعى وماسعي له وقيل ليس للكافر من
الخيرالا ماعمل هو فيثاب عليه فى الدنياحتى لا يبقى له فى الا خرةخيرويروى أن
عبدالله بن ابي كاناعطى العباس قميصاالبسه اياه فلمامات ارسل رسول الله صلعم.
قميصه ليكفن فيه فلم يبقى له حسنة فى الا خرة يثابعليها .
“Pernah berkata Arrobi bin Anas : Dan tidaklah
bagi manusia itu melainkan apa yang diusahakannya, ”maksudnya orang kafir”. Adapun orang mu’min
maka ia mendapat apa yang dia usahakannya dan yang diusahakan orang
lainuntuknya. Dan diakatakan: Tidak ada bagi Kafir dari pada kebaikan melainkan
apa yang telah amalkan, maka ia diberikan pahala di dunia sehingga tidak
bersisa lagi baginya kebaikan di akhirat. Dan diriwayatkan oleh Abdullah bin
Ubai (orang munafiq) pernah memberikan kepada Sayyidina Abbas sebuah baju
kurung yang di pakainya, maka tetkala ia mati Rosulullah Saw. mengirimkan untuknya sebuah baju
kurung untukkain kafannya, sehingga tidak lagi baginya kebaikan untuk di terima
sebagai pembalasan di akhirat.
BEGITU JUGA ASSYSAUKANI DI DALAM NAILUL
AUTHARNYA SEBAGAI BERIKUT :
وقال فىشرح الكنزأن
الاية منسوخة بقوله تعالى والذ ين امنواواتبعتهم ذريتهم وقيل الا نسان اريد به
الكا فر واما لمؤ من قله ما سعى اخوا نه وقيل ليس له من طريق العدل وهو له من طر يق
الفضل وقيل اللام. بمعنى على كمافى قوله تعالى ولهم اللعنة اي وعليهم. انتهى.
Berkata pengarang Syaikhul Kanzi: Sesungguhnya
ayat tersebut sudah dinasakhkan dengan firman Allah Ta’ala :
والذين امنواواتبعتهم
ذريتهم .
“Dan dikemukakan
pendapat : Al-Insan yang di maksudkan adalah orang kafir. Dan adapun orang mu’min
bisa mendapat apa yang diusahakan, oleh saudara-saudaranya. Dan dikemukakan pendapat:
Bukan hak manusia dari jalan ‘adl (pembalasan),dan dia itu keuntungan bagi
manusia dari jalan karunia. Dan dikemukakan pendapat : lam dengan ma’na ‘ala,
seperti dalam firman Allah Ta’ala : “ Walahumul la’natu” artinya, Wa’alaihim.
Selesai. Maka dengan taqdir ini, menjadilah ma’na ayat : Tidaklah akan menimpa
manusia dari pada kedosaan, melainkan apa yang ia usahakan. Adapun kebaikan
dari orang lain maka tidaklah di nafikan. (Nailul Authar juz 4 halaman100-101)
BEGITU JUGA PENDAPAT SYAIKHUL ISLAMIBNU TAIMIYAH DAN IBNUL
QOYYIM AL-JAUZI.SEBAGAI TOKOH DAN SEKALIGUS “ULAMA’ WAHABI” SEBAGAI BERIKUT :
القرأن لم ينف التفاع
الرجل بسعي غيره وانمانفى ملكه لغيرسعيه وبين الامرين من الغرق مالا يخغى
فأخبرتعالى انه لايملك الاسعيه واما سعي غيرفهوملك لساعيه فان شاء انيبذ له
لغيرهوان شاء ان يبقيهلنفسه وهو سبحا نه لم يقل لا ينتفع الا بما سعى وكان شيخنا
يختارهده الطريقة وير جحها .
Al-Qur’an tidak menolak beroleh manfa’at
seorang dengan usaha orang lain itu. Hanyasanya menolak pemilikannya dari
selain usahanya. Dan diantara dua persoalan ini, terdapat perbedaan yang tidak
tersembuny. Maka Allah ta’ala mengkhabarkan bahwasanya seseorang tidak memiliki
melainkan usahanya. Dan adapunusaha orang lain, maka yaitu milik yang
mengusahakannya sendiri. “MAKA JIKA IA MAU, DAPAT DIBERIKANNYAKEPADA ORANG
LAIN,”Dan jika mau dapat di kealnkan untuk dirinya. Dan Dia Allah SWA. Tidak
mengatakan: “ SEORANG TIDAK BERMANFA’AT MELAINAN DENGAN USAHANYA. Dan Guru
kami,(Ibnu Taimiyah) telah memilih jalan ini, yang mentarjihkannya.
BUKTI KATA-KATA “AL-INSAN“ HANYA UNTUK
ORANG KAFIR INI, TERDAPAT DI 12 TEMPAT DI DALAM A-QUR’AN AL-KARIM. DIANTARANYA :
1- Wakaanal-Insaanu kafuuroo ( Al-Isro’ 67 )
2-
Wakaanal
insaanu qotuuro ( Al-Isro’ 100 )
3-
Wakaanal
insaanu akstaro syai’in jadalaa ( Al-Kahfi 54 )
4-
Ayahsabul
insaanu anyutroka suda ( Al-Qiyaamah 36 )
5-
Qutilal
insaanu maaakfaroh ( Al-Abasa 17 )
6-
Yaa’ayyuhal
insaanu maa ghorroka birbbikal kariim ( Al-Imfithaar 6 )
7-
Yaa
ayyuhal’insaanu maa ghorroka birobbikal kariim (Al- Infithaar 6 )
8-
Yaa
ayyuhal insaanu innaka kaadihun ilaa Robbika kadhan famulaaqiih ( Al-Insyiqoo 6
)
9-
Innal
insaana ladholuumun kaffaar ( Ibrahim 34 )
10-
Innal
insaana lakaafuur, (Alhaj 66)
11-
Fainnal
insaana kafuur 48 )
12- Kalla innal insaana layathghoo (al-Alaq 6).
BERKATA IMAM ABU JA’FAR AT-TABARI,
SEORANG OLAMA’ PADA KURUN KETIGA HIJRIYAH( MENINGGAL 310 H), PENGARANG TAFSIR
“JAMI’UL BATYAN FI TA’WILI AYYATIL QUR’AN”, KETIKA MEBAFSIRI AYAT INI SEBAGAI
BERIKUT :
1-
Anak cucu
orang mu’min diangkat derajatnya dalam syorga bersama bapaknya yang mu’min,
walaupun amalnya tidak sebanyak amalan bapaknya.
2-
Anak-anak
orang mu’min yang belum baligh, dimasukkan kedalam syorga bersama bapaknya,
walaupun mereka belum sempurna imannya.
3-
Anak cucu
orang mu’min diberi pahala sama banyak dengan bapaknya. Ini menujukkan,
mendapat manfaat selain amalan dirinya sendiri.
4-
Amal
pahala ibadah haji yang di kerjakan anak boleh diberikan atau di hadiahkan
kepada orang tua, ini bukti selain amalan sendiri mendapat manfa’at (Imam
Bukhori Fathul bari juz 4 halaman 437)
juga pahalahaji anak wanita sampai (HR. Bukhori fathul bari juz 4
halaman 439-440)
5-
Ibadah
haji bisa di gantikan orang lain, apabila ada udzur, dan pahalanya bisa sampai
kepada yang bersangkutan.(Sunan Abu Daud juz 2 halaman 162)
6-
Nabi
berkorban pahalanya untuk beliau sendiri, keluarganya dan pahala tersebut juga
untuk ummat muhammad saw.( Shaheh Muslim juz 8 halaman 122).
Mengomentari hadist ini pengarang kitab “
Bariqatul muhammadiyah mengatakan, “ bahwa umat islam seluruh dunia mendapat
manfa’at pahala korban yang dikerjakan Nabi Muhammad saw. (Bariqatul
Muhammadiyah, juz 2 halaman 99-Cetakan “ Mustafa Babil Hallabi 1348 H.)
7-
Seorang
yang meninggal dunia tapi masih mempunyai tanggungan hutang puasa, maka walinya
harus membayar dengan puasa pula.( Imam Muslim syrah Muslim juz 8 halaman 23).
Bhkan Imam Nawawi dalammemberi komentar hadist ini, yang di maksud dengan “WALI” ialah sahabat karibnya atau atau ahli
waris.
8-
Bahwa
seseorang yang wafat, sedangkan masih mempunyai tanggungan hutang, masih belum
bisa masuk syorga sebelum di lunasi hutangnya, sebelum di bayar oleh kerabatnya
(Shaheh Trmidzi juz 4 halaman 297).
9-
Seseorang
yang meninggal disholati sampai 3 shof ( barisan ) maka wajib si Mayyit
mendapat keampunan (Shaheh Tirmidzi juz4 halaman 247). Juga mayyit yang di
sholatai mencapai 100 orang wajib syafa’a (Shaheh Tirmidzi juz 4 halaman 247).
Juga di riwayatkan Imam Muslim.(Syarah Muslim juz 7 halaman 17).Juga dijelaskan
Mayyit yang disholati Muslim yang di sholati 40 shaf yang tidak mempersekutukan
Tuhan maka mayyit mendapat syafa’at (Sunan Abu Dawud juz 3 halaman 203).
10-
Ada
sorang anak bercerita kepada Rosul, kalau ibunya tidak sempat bersedekah,sedangkan
punya anak mempunyai kebun, kalau disedekahkan atas nama ibunya apa bermanfa’at,? Rosul menjawab Ya. ( Shaheh Tirmidzi juz 3
halaman 157).
11-
Sa’ad
bi Ubadah minta fatwa kepada Nabi tentang ibunya yang mempunyai nadzar namu tidak
terlaksana, Nabi menjawab,“Bayarlah sebagai pengganti ibunya” (Sunan Abu Daud juz 3 halaman 236).Dan
masih banyak lagi
والله اعلم باالصواب
Langganan:
Postingan (Atom)