“Al-Imam syafi’i
berkata, seandainya seorang menjadi sufidi awal siang hari,
maka sebelum dzuhur akan engkau dapati dia termasuk orang
yang pandir (bodoh )”,lihat Manaqib Asy-Syafi’i juz 2 halaman 207 oleh Al-Baihaqi.
Beliau juga berkata,“Sayatinggalkan kota Bagdad (padanya) sesuatu yang dibuat oleh orang-orang zindiq
mereka menamainya dengan taghbiruntuk melalaikan manusia dari Al-Qur’an 283”, Talbis Iblis halaman 230. Tahgbir adalah dzikir atau lantunan syair, “zuhud
dengan suara merdu, ini adalah kebiasaan orang sufi“. Maka Imam Syafi’i dengan
kesempurnaan ilmu dan imannya mengetahui bahwa semua itu dapat memalingkan
manusia dari al-Qur’an. (al-Istiqomah halaman 127 dan al-Fahrasat halaman 4450)
Oleh Ibnu Nadzim yang bermadzhab Imam Syafi’i mencela ajaran tersebut.
BANTAHAN
1- Khabar pertama di dalam sanadnya oleh
para ulama’ masih diperselisihkan, lantaran, artinya tidak tsiqoh. Dalam
periwayatan lainnya menggunakan kalimat “Laula“ (seandainya tidak). Dalam kitab
“Hilyatul Aula” disebutkan sebagai berikut:
حد ثنا محمد بن الرحمن
, حدثني أبوالحسن بن القتات ,ثنا محمد بن ابي يحي , ثنا يونس بن عبد الأ على , قال
, سمعت الشا فعى .يقول , لولا أن رجلا عا قلا تصوف , لم يأت الظهر حتى يصيرأ حمق
.
“Seandainya orang yang berakal tidak
bertasawwuf, maka belum sampai dzuhur, ia akan menjadi dungu“ Sanadini muttasil
dari pengarang Hilyatul Aulia hingga sampai pada padaImam Syafi’i, dan lebih
kuat dan menggunakan tsiqoh tahdits, sama’ didengar langsung secara estafet.
2- Wahabi menuqil ucapan Imam Syafi’i
tersebut, dengan bodoh makna yang sebenarnya, dan berkali-kali celaan itu terhadap
ajaran tasawwuf, tanpa didahului ilmu fiqih, maka
tidaklah datang waktu dzuhur maksudnya waktu sholat, kecuali dia dalam kedaan
dungu yakni dalam
kedaan bodoh, dia tidak mengerti bagaimana beribadah dengan Tuhannya. Maka
seperti sesuai dengan kalam para ulama’ lainnya, Imam Sirri As-Saqothi yang
berkata pada Imam Junaid dan disebutkan oleh Al-HafidzAbu Tholib Al-Makki dalam kitabnya Qutul Qulub sebagai
berikut : Imam Sirri as-Saqothi al-Makki dalam kitabnya pada Imam Junaidi “Jika kau berpisah dariku siapakah
yang kau duduk bersamanya? Imam Junaid menjawab “al-Haris al-Muhasibi“ Imam
Sirri berkata “benar ambillah ilmu dan adzabnya tinggalkan kalamlembutnya“ Imam Junaid berkata ketika aku hendakpergi aku
mendengar beliau berkata :
جعلك الله صا حب حديث صو فيأ صا ب حديث
Semoga Allah menjadikanmu ahli hadits
yang bertasawwuf dan tidak menjadikanmu ahli tasawwuf yang pandai hadits.
3- Wahabi menuqil perkataan Imam Syafi’i
dari Imam Baihaqi dalam kitabnya manaqib Asy-Syafi’i, seandainya Wahabi mau
jujur, maka seharusnya juga menampilkan pendapat Imam Syafi’i tersebut, dan
tidak membuangnya. Namun karena tujuan untukmengelabui
umat Islam dan Wahabi tidak peduli pada kejujuran dan amanat.
BERIKUT KOMENTAR BELIAU SETELAH
MENAMPILKAN PENDAPAT IMAM SYAFI’I :
قلت , وانما اراد به مندخل فى الصفية واكتفى با لاسم عن المعنى ,
وبالرسم عن الحقيقة , وقعدعن الكسب , وألقى مؤ نته على المسلمين , ولم يبال بهم
,ولم يرع حقو قهم ,ولم يشتغل بعلم ولا عبا دة , كماوصفهم فى موضع أخر .
“Aku katakan (menjelaskan
maksud perkataan Imam Syafi’i tersebut) Sesungguhnya yang Imam Syafi’i maksud, ialah
orang yang masuk dalam sufi namun hanya cukup dengan nama, bukan dengan maksud
pengamalan, merasacukup dengan simbol, dan melupakan hakekat sufi, malas
bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin. Tetapi tidak peduli dengan
mereka, tidak menjaga hak-hak diantara mereka, (maksudnya tidak memenuhi
kewajiban yang ditetapkan syariat,tidak menyibukkan diri dengan ilmu, dan ibadah, sebagaimana beliau
mensifati hal ini, di tempat yang lainnya.” (Al-Manaqib Al-Syafi’i 2 Al-Imam Baihaqi
2/207). Inilah yang
dimaksud Imam Syafi’i, maka jelaslah bahwa beliau tidak mencela ajaran tasawwuf
dan penganutnya. Dan cukup kiranya pendapat Imam Syafi’i berikut ini,untuk
membungkam orang-orang Wahabi:
ففيها وصو فيأ فكن ليس واحد فا ني وحق الله اياك أنصح فد لك قاس لم
يذق قلبه تقى وهذا جهول وكيف ذولجهل يصلح .
Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang
bertasawwuf, jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku
menasehatimu, jika kamu ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras, tak akan
merasakan nikmatnya taqwa. Dan jika kamu menjadi yang ke-2 saja, maka sungguh
maka ia, orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik. (Diwan Imam Syafi’i halaman 19) Inilah
pendapat Imam Syafi’i yang sangat jelas yang menganjurkan tentang “Tasawwuf “.
IMAM SYAFI’I PERNAH BERGAUL DENGAN SUFI
SELAMA 10 TAHUN, DAN MURIDNYA YUNUS BIN A’LA PERNAH BERGAUL DENGAN SEORANG SUFI
SELAMA 15 TAHUN, INILAH KOMENTAR SEORANG TOKOH WAHABI, DAN SEKALIGUS MURID IBNU
TAIMIYAH :
قال الشا فعى , رضي الله عنه , صحبت الصو فيه فما انتفعت منهم الا
بكلمتين سمعتهم يقولون الوقت سيف فان قطعته والا قطعك ونفسك ان لم تشغلها با الحق والا شغلتك با لبا طل
, قلت , ابن القيم , يا لهما من كلمتين ما أ نفعها وأجمعهما واد لهما على علو همة
قائلهما ويقظته ويكفى فى هذا ثناء الشا فعى على طائفة هذا قدر كلما تهم .
“Imam Syafi’i
berkata: Akuberteman dengan kaum sufi dan tidaklah kau mendapat manfa’at darimereka,
kecuali, dua kalimat yang aku dengar,“ waktu itu pedang, jika kamu bisa
memutusnya, jika tidak maka waktu itu yang akan memutusmu. Dan nafsumu jika
tidak disibukkan dengan kebenaran, maka akan disibukkandengan kebatilan “Aku
katakan, (Ibnul Qoyyim)
aduhai sangatlah dan mencakup dua kalimat tersebut. Dan cukuplah hal ini sebagai pujian
Imam Syafi’i pada mereka. (Madarij As-Salikin, juz 3 halaman 129). Demikianlah
pujian seorang ulama’ Wahabi tentang tasawwuf.
TUDUHAN “ IBNU TAIMIYAH DAN ORANG-ORANG
YAHUDI “
Tampaknya semua khilafiyah yang dituduhkan kepada amaliah
“Sunny“ yang dilontarkan oleh “Salafi Wahabi“ini,
tak lepas dari intervensi dari orang-orang Yahudi.Terbukti Ibnu Taimiyah selalu mempersoalkan amaliah
“sunny“ dan tuduhan seorang orientalis Prancis, yang bernama : Prof.Vincent Monteil,
Guru Besar pada Universitas Sarbonne di Prancis, ketika memberi ceramah “Sejarah
dan hakikat Sufi“ padatanggal 18 April1973 di Kiblat Center di Jakarta, juga
mempersoalkan tentang tasawwuf ini. Akan tetapi telah dijawab oleh Imam
Qusairi, bahwa Tasawwuf
itu adalah nama dari orang-orang Sufiyah, ialah suatu golongan dari umat Islam yang menganut ajaran Tasawwuf “Almaturidiyah“. “Shuf“ jama’nya “Suhufiyah“. Seorang ahli
tasawwuf dinamakan “mutasawwif“ dengan jama’nya “Mutasawwifun“. (Risalalah
Qusyairiyah halaman 126).
IBNU KHALDUM SEORANG UlAMA’ SUFI TERBESAR
MENGATAKAN :
وكان ذالك عاما فى الصحابة والشلف , فما فشاالا قبال على الدنيا فى
القرن الثاني وما بعده وجنح الناس الى مخا لطة الدنيا . اختص المقبلون على العبادة
باسم الصو فية ( ظهر الا سلا الربع . صحيفة . اه ا )
“Hal ini dilakukan
sahabat-sahabat Nabi dan orang-orang Salaf, tetapi tetapi pada kurun 11 H.
Setelah orang berebutan dunia, dan orang-orang sudah enak dalam masyarakat keduniaan,
maka orang-orang yang tetap tekun beribadah sebagai sedia kala dialami
“orang-orang tasawwuf“.
ILMU TASAWWUF TIDAK BERTENTANGAN DENGAN “
SUNNAH NABI “
Ilmu Tasawwuf tidak bertentangan dengan sunnah,
Al-Qur’an al-Hadist, bahkan sunnah Nabi itulah sumbernya, andaikan ada
orang-orang tasawwuf yang menyalahi syari’at, umpanya tidak sembahyang, tidak berpuasa, atau
sembahyangJum’at
tidak berpakaian, makan siang hari pada bulan puasa, maka itubukanlah orang
tasawwuf, “Akan tetapi tasawwuf pura-pura“. Bekata Yazid al-Bustomi :
لونظرتم الى رجل أعطي من الكرامات حتى يرتقي فى الهواء فلا تغتروابه
حتى تنظر واكيف تجدو نه عند لامر والنهي وحفظ الحدود واداء الشريعة .
Kalau kamu melihat seorang yang diberi
keramat, sampai ia terbang di udara, jangan kamu tertarik padanya, kecuali ia
melaksanakan suruhan agama dan menghentikan larangan agama, dan membayar
sekalian kewajiban syari,at. (Risalatul Qusairiyah halaman 14 ).
من علا
مات المحب الله عز وجل متا بعته حبيب الله صلعم . فى اخلا قه وأفعا له وأوامره
وسنته .
Ciri-ciri orang yang mencintai Allah, ialah
siapa yang mengikuti kekasih Allah, Nabi Muhammad Saw. dalam akhlakperbuatan dan sunnah
beliau. (Risalatul Qusairiyah halaman 9 ).
Dan ketika Malaikat
Jibril as. mengajarkan
pokok-pokok agama tentang Islam, Iman dan Ikhsan, yang diceritakan
dalam hadist Bukhori dan Muslim, yang panjang, dalam memberi komentar Imam
Bukhori mengatakan, bahwa ketiga tiganya, yakni Islam,Iman dan Ikhsan, adalah agama.
Hadist ini mengisyratkan yang terdapat dalam agama Islam, yaitu Islam, Iman dan “Tasawwuf“ (Hadits Bukhori juz 1 halaman 15). “Ikhsan“ adalah ajaran “Muroqobah” yakni “Tahalli” “Tajalli” yang ada dalam ajaran
tasawwuf. Imam Nawawi pensyarah Hadits Muslim memberi keterangan atas Hadits ini, bahwa kalau sudah ada orang-orang
miskin, pengembala domba yang berjalan tanpa alas kaki, sesudah itu diberikan
dengan luas dunia kepadanya, dan ia bangun rumah tinggi-tinggi, maka itu suatu
tanda bahwa hari qiyamat sudah dekat datangnya. (Syarah Muslim juz 1 halaman
158 )
TAUBAT DALAM AJARAN TASAWWUF.
Dalam ajaran Tasawwuf “Tobat“ menduduki
tempat yang utama dan yang pertama, karena dosa adalah dinding antara kita
dengan Tuhan. Orang menuju keridho’an Tuhan dan orang yang menuntut bimbingan Tuhan, harus ia
tobat terlebih dahulu, kepada Allah atas segala dosa-dosa yang telah di
lakujkan. Dan berkata Imam Qusairi :
التو بة أول منزل من منا زل السا لكين واول مقام من مقام الطالبين
( الرسالة القسير يه )
Taubat adalah permulaan si “Salik” (Orang
yang menuju keridha’an Allah) dan makam yag pertama si “Thalib” (yang mencari
keridhaan Allah) (Risalah Qusairiyah halaman 45).
TAUBAT SEBAGAIMANA YANG DI SAMPAIKAN “AL-IMAM
AL-GHOZALI “SEBAGAI "RAJA TASAWUF".
التوبة متاح سعادة المر يد ين . .
“Taubat itu kunci kebahagiaan bagi
murid-murid (orang belajar ilmu dan amal Tasawwuf) oleh karena persoalan tobat
ini sangat penting, maka Imam
al-Ghozali yang boleh digelari “Raja Tasawwuf” telah mengupas masalah ini dalam kitab “Ihya’ Ulumuddin” sebanyak 58 halaman penuh, yaitu dari nomor 2 s/d59. (Ihya juz 4 halaman 2-59 )
al-Ghozali yang boleh digelari “Raja Tasawwuf” telah mengupas masalah ini dalam kitab “Ihya’ Ulumuddin” sebanyak 58 halaman penuh, yaitu dari nomor 2 s/d59. (Ihya juz 4 halaman 2-59 )
SEBAGAIMANA YANG DISAMPAIKAN SEORANG
ULAMA’ BESAR SUFI “WANITA” YAITU “ROBIATUL ADAWIYAH” WAFAT 235 H. YANG BERBUNYI
:
استغفا رنا يحتاج الى
استغفار ( موعظة المؤمنين )
Istigfar kita (tobat kita) membutuhkan dimintakan tobatlagi (mau Izatul Mu’minin halaman 341) kadang ada orang
yang selalu mendiskriditkan, “Bagaimana orang ini, Isitighfar kok dianggap dosa yang harus dimintakan
tobat lagi.? Di dalam ajaran tasawwuf istigfar yang diucapkan dengan lisan tapi
tidak dibarengi dengan penyesalan dan “Uzlah” menjauhkan diri tempat-tempat
maksiat dan menerbitkan air mata, adalah “Taubat yang bohong menurut ajaran
tasawwuf“
SEBAGAMANA YANG DISAMPAIKAN ULAMA’ SUFI
TERBESAR DZIN NUKMAN :
الاستغفار من غير اقلاع تو بة الكاذبين ( الرسا لة القسر يه )
Taubatnya dengan tidak mencabut
akar-akarnya maksiat, adalah taubat kaum pembohong, (Risalatui Qusairiyah halaman
4 ).
ADAPUN DALIL TASAWWUF BAHWA LALAI
MENGINGAT ALLAH ADALA SUATU DOSA :
ولا تطع من أغفلنا قلبه عن ذكري واتبع هواه وكان أمره فرطا ( الكهف
)
Dan janganlah engkau turut orang yang
KAMI lalaikan, hatinya dari mengingat kami dan di ikutinya hawa nafsunya, dan
pekerjaannya melewati batas (al-Kahfi 28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar