ntara Fatw
Secara
Umum, Sering Mengeluarkan Fatwa Menyimpang dan Berbahaya
Secara
umum, para ulama mereka kerap mengeluarkan fatwa yang menyimpang. Di antara
fatwa-fatwa ulama mereka yang nyleneh, menyimpang, dan berbahaya
adalah:
1.
Fatwa Syaikh Ali al-Khudhair: Boleh
berdusta dan bersumpah palsu demi agama (baca: ajaran Salafi Wahabi), khusus
bagi para da’i dan muballigh.1 Masya Allah, cara apa pun
mereka halalkan!
2.
Fatwa Syaikh ‘Aidh ad-Duwaisri: Boleh
menipu Syi’ah dan orang-orang lain yang berfaham sesat (versi mereka).2
3.
Fatwa Syaikh Sulaiman al-Kharasyi: Boleh
merampok harta orang-orang sekuler, serta halal nyawa dan kehormatan mereka.3
4. Fatwa Syaikh Ibnu Baz: Boleh menghancurkan
website/ situs seseorang atau lembaga tertentu, mencuri password dan
memata-matai email demi dakwah Salafi Wahabi.4
Bumi in tidak berputar, karena akan
meruntuhkan akidah Allah turun ke bumi dan akidah tajsim mereka yang
lain.5
5. Fatwa Syaikh Ibnu Jibrin: Fatwa jihad terhadap
Syiah dan wajib melaknat mereka.6
6. Fatwa Dewan Fatwa Tetap (Lajnah Da’imah):
Haram menabur bunga di atas makam.7
7. Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin: Haram belajar
Bahasa Inggris.8
فتوى على الخضير في
جواز الكذب وشهادة الزور على المخالف لنصره
1
الدين وأهله http://ummanas.netfirms.com/lying.htm
فتوى الشيخ عائض الدوري
في جواز الدسيسة ضد الشيعة واصحاب 2
الأفكارالمنحرفة http://ummanas.netfirms.com/g.htm
فتوىسليمان الخراشي في
جوازنهب أموال العلمانين وانتهاك حرماتهم 3
http://ummanas.netfirms.com/disbelievers.htm
فتوى الشيخ عبدالعزيزآل
الشيخ في جواز اختراف المواقع وتخريبها 4
والتجسُّس على الايملات http://ummanas.netfirms.com/virus.htm
فتوى ابن باز في تحريم
القول بدوران الكرة الأرضية 5
ummanas.netfirms.com/earth.htm
فتوى الشيخ عبدالله ابن
جبرين في الجهاد ضدالشيعة ووجوب البصق في وجوههم 6
http://ummanas.netfirms.com/ig.htm
فتوى اللجنة الدائمة
للإفتاء بتحريم إهداء الزهور 7
http://ummanas.netfirms.com/flower.htm
فتوى ابن عثيمين في
تحريم تعليم اللغة الإنجليزية 8
http://ummanas.netfirms.com/flower.htm
8. Fatwa Syaikh Nashir al-Fahd: Haram bertepuk
tangan,9 haram ucapan salam dan penghormatan dalam latihan militer.10
9. Fatwa Syaikh Abdullah an-Najdi: Haram bermain
sepak bola.11
10. Fatwa Syaikh Hamud ibnu Aqla asy-Syu’aibi:
Halal nyawa dan kehormatan Abdullah ar-Ruwaisyid, penyanyi Kuwait.12
11. Fatwa Ulama-Ulama Besar Saudi (Hai’ah Kibar
al-‘Ulama): Haram game Pokemon dan sejenisnya bagi anak-anak.13
12. Fatwa Syaikh Utsman al-Khamis dan Sa’d
al-Ghamidi: Haram penggunaan internet bagi kaum wanita.14
9 فتوى الشيخ ناصر الفهد في تحريم التصفيف
10 فتوى الشيخ ناصر الفهد في تحريم أداءالتحية العسكرية
11 فتوى عبدالله النجدي في تحريم لعب كرة القد
12 الرويشد فتوى الشيخ
حمودبن عقلا الشعيبي في إهدار دم المغني الكويتي عبدالله
13 فتوى هيئة كبار العلماء
في السعودية بتحريم لعبة البوكيمون
14 فتوى الشيخين عثمان
الخميس وسعد الغامدي في تحريم الإنترنيت على المرأة
· Adam a.s. Bukan Nabi,
Bukan Juga Rasul Allah
Lihat
buku mereka yang berjudul al-Iman bi al-Anbiya’i Jumlatan (Beriman
kepada semua Nabi) karangan Abdullah ibnu Zaid, Penerbit al-Maktab al-Islami,
Beirut, Lebanon.
· Neraka Tidak Kekal
dan Orang-orang Kafir Tidak Diazab
Selamanya
Mereka
mengatakan, neraka akan berakhir dan orang-orang kafir semuanya akan pindah ke
surga. Lihat buku mereka, al-Qaulu al-Mukhtar li Fana’i an-Nar, karangan
Abdul Karim al-Humaid, halaman 7. Juga lihat buku berjudul Syarhu al-Aqidah
ath-Thahawiyah, dengan kata pengantar dan pujian dari Ibnu Baz, halaman
427.15 Juga lihat karangan soko guru mereka, Ibnu Taimiyah, dalam
kitabnya yang membahas khusus tentang berakhirnya siksa neraka yang berjudul ar-Radd
‘ala Man Qala bi Fanai al-Jannah wa an-Nar, dengan pentahkik Muhammad ibnu
Abdullah as-Samhuri, penerbitnya Balansiyah, Riyad, Saudi Arabia, cetakan
pertama
1415 H / 1995 M dalam satu jilid.
1415 H / 1995 M dalam satu jilid.
· Talak Isteri Ketika Haid Tidak Sah
Tokoh
ulama mereka, Ibnu Utsaimin, mengatakan bahwa menceraikan isteri ketika haid
tidak menyebabkan jatuh talak. Lihat buku mereka Fatawa al-Mar’ah,
halaman 137.16 Padahal, ijma’
ulama mengatakan bahwa seorang suami yang menceraikan isterinya ketika haid,
maka talaknya tetap sah, dan isterinya menjadi haram bagi suaminya. Para ulama
berdalil dengan apa yang berlaku atas Ibnu Umar ketika beliau menceritakan
isterinya yang sedang haid kemudian bertanya kepada Nabi, dan Nabi
menghukuminya bahwa talaknya telah jatuh (HR. Muslim).
Bayangkanlah, akibat ke-nyleneh-an
fatwa ini, berapa banyak rumah tangga muslim yang menjadi rusak disebabkan
mereka mempermainkan ucapan talaknya dengan sembarangan, atau terjatuh ke dalam
perzinaan karena berani menggauli isterinya yang sudah haram baginya akibat
talaknya di masa haid (yang mereka anggap tidak jatuh talak). Syariat macam
apakah ini, mereka berani mendahului keputusan Allah dan Rasul-Nya? Bukankah
ini bid’ah dalam agama, alias mengada-ada?
· Haram Wanita Mengendarai Mobil
Ibnu Baz
mengatakan, “Perempuan tidak boleh menyetir kendaraan.” Lihat buku fatwa
mereka yang berjudul Fatawa al-Mar’ah, halaman 192.17
Bagaimana jadinya dunia ini, jika Islam
yang hanif dan modern menjadi sesempit itu? Sesuatu yang asalnya boleh malah
mereka ada-adakan untuk dilarang? Barangkali masyarakat Barat bukan hanya tidak
akan memeluk Islam, tetapi juga menertawakannya, karena dalam persepsi
orang-orang Barat itu telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Perempuan boleh mengendarai mobil selagi
tidak ada fitnah dan tetap terjaga aurat serta kehormatannya. Tidak ada seorang
pun dari kalangan ulama yang mengharamkan hal demikian itu. Jangankan menyetir
mobil, Al-Qur’an telah menegaskan kebolehan perempuan untuk menjadi salah
seorang tokoh masyarakat – semisal menjadi gubernur – bagi perempuan yang
memiliki kemampuan dan kecakapan dalam urusan tersebut, seperti halnya
kepemimpinan Ratu Balqis dalam Al-Qur’an.
· Haram Wanita Berbicara di Sisi Lelaki
Ulama mereka, Ibnu Jibrin, mengatakan,
suara wanita di sisi lelaki ajnabi (bukan mahram atau orang yang boleh
dinikahi) adalah aurat yang haram untuk didengar suaranya. Lihat kitab mereka Fatawa
al-Mar’ah, penerbit Dar al Wathan, Riyad, Saudi Arabia, halaman 211.
Bagaimana jadinya kehidupan manusia ini jika wanita dilarang berbicara di dekat
lelaki? Akankah mereka para wanita menggunakan bahasa isyarat seperti – maaf –
binatang monyet dalam keseharian mereka di hadapan kaum lelaki? Bukankah di
zaman Rasulullah Saw., para wanita banyak yang menjadi pedagang, ikut
berperang, bertanya langsung kepada Rasulullah Saw. tentang urusan agamanya?
Bukankah Siti Aisyah, isteri Rasulullah Saw. banyak meriwayatkan hadis kepada
para sahabat? Bahkan banyak sekali dari kalangan wanita muslim di zaman Nabi
Saw. yang menjadi pedagang dan bertransaksi jual-beli.
· Zikir La Ilaha Illallah Seribu
Kali Sesat dan Musyrik
Lihat
buku mereka Halaqat Mamnu’ah, karangan Hisyam al-Aqqad, halaman 25.18
Padahal, mengulangi zikir seperti ini sebanyak seribu kali adalah boleh. Allah
Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman berzikirlah
dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. al-Ahzab [33]:
41)
· Ziarah Kubur bagi Wanita Dosa Besar
Ulama
mereka mengharamkan wanita muslimah untuk berziarah ke makam kaum muslimin,
termasuk ke makam Rasulullah Saw. Ibnu Utsaimin berkata:
“Ziarah kubur bagi wanita adalah
haram, termasuk dosa besar, meskipun ziarah ke makam Rasulullah Saw.”
Padahal, wanita boleh menziarahi kubur Nabi dan kubur orang-orang
Islam. Sayidah Aisyah bertanya kepada Rasulullah: “Apakah yang perlu dia
(Aisyah) katakan ketika menziarahi kubur”, maka Rasulullah menjawab:
“Katakanlah: “Keselamatan atas (kamu
sekalian) para penghuni kubur dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim.”
(HR. Muslim)
· Haram
Memotong Jenggot, Apalagi Mencukurnya
Ulama
mereka mengharamkan umat Islam untuk memotong jenggotnya meski hanya sedikit
dalam semua kesempatan. Lihat buku ulama mereka yang berjudul at-Tahqiq wa
al-Idhah li Katsirin min Masail al-Haj wa al-Umrah, karangan Abdul Aziz
ibnu Abdullah ibnu Baz, halaman 16.20
· Haram bagi Wanita Mengenakan Pantalon
(Celana Panjang)
Mereka
mengharamkan para perempuan muslim mengenakan celana panjang, meskipun itu di
depan suami, meskipun celana panjangnya lebar atau tidak ketat. Lihat
pernyataan tokoh ulama mereka, Ibnu Baz, dalam majalah ad-Dakwah, edisi 1493 H,
terbitan Saudi Arabia tahun 1995, halaman 28.
Sungguh aneh fatwa tersebut. Sebab,
wanita tidak diharamkan memakai celana panjang di hadapan suaminya. Jangankan
mengenakan celana panjang di hadapan suaminya, auratnya tampak oleh suaminya
pun dibolehkan oleh Islam.
Bahkan, Rasulullah mendoakan kepada
wanita yang memakai seluar dengan tujuan menambah pakaian agar semakin menutup
aurat:
“Mudah-mudahan Allah merahmati mereka
yang memakai celana panjang dari kalangan wanita (karena menambahkan pakaian
untuk menutup aurat).” (HR. al-Baihaqi)
· Shalawat Setelah Adzan Dosanya Sama
Dengan Perzinaan
Mereka
mengatakan, shalawat kepada Rasulullah Saw. dengan suara nyaring (jahr)
yang dilakukan setelah adzan hukumnya seperti seorang anak yang menikahi ibu
kandungnya, yakni termasuk dosa besar. Pernyataan seperti itu pernah dilontarkan
oleh salah seorang ulama mereka di dalam Masjid ad-Daqqaq, Damaskus, Syiria.
Sebagaimana itu dinukil oleh al-Juwaijati, Imam Masjid Jami’ ar-Raudhah,
Damaskus, Syiria, dalam kitabnya al-Ishabah, halaman 8.
· Meletakkan
Ranting Pohon di atas Makam Tidak Pernah Disyari’atkan
Ibnu Baz
mengatakan, meletakkan atau menancapkan ranting pohon yang masih basah di atas
kuburan tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Lihat kitab Fath al-Bari
yang dita’liq dan dikomentari oleh Ibnu Baz, Penerbit Dar al-Ma’rifah,
Berut, Lebanon, jilid 1 halaman 320.
“Ketika Nabi berlalu di tepi dua
kubur, beliau mengambil pelepah korma lalu mematahkannya dan meletakkan setiap
patahan pelepah tersebut di atas dua kubur itu, lalu bersabda: “Semoga itu
meringankan azab mereka.” (HR. Bukhari)
· Haram
Ziarah ke Makam Rasulullah Saw.
Ibnu Baz
mengatakan, haram melakukan perjalanan (musafir) untuk menziarahi makam
Rasulullah Saw., walaupun bagi mereka yang sedang mengerjakan haji dan jauh
dari Madinah. Lihat buku Ibnu Baz yang berjudul at-Tahqiq wa al-Idhah li
Katsirin min Masail il-Haj wa al-Umrah wa az-Ziyarah, karangan Abdul Aziz
ibnu Abdullah ibnu Baz, halaman 88, 90, 98.21
Padahal, sebagaimana kita ketahui bersama, ziarah ke makam
Rasulullah Saw. bukan hanya boleh, bahkan sangat dianjurkan bagi yang mampu
pergi ke sana. Lihatlah sabda Rasulullah Saw.:
“Rasulullah Saw. bersabda,
“Barangsiapa yang datang menziarahiku dan tidaklah dia niatkan kecuali
menziarahiku, sesungguhnya dia berhak mendapat syafa’atku.” (HR. Thabrani)
· Muslim/Muslimah
yang Tidak Shalat Berjamaah Haram Dinikahi
Mereka
telah berani membuat-buat syari’at baru dalam agama Islam dengan mengatakan,
orang yang tidak shalat berjamaah di masjid tidak boleh dijadikan suami atau
isteri alias haram dinikahi. Demikianlah, Ibnu Baz mengatakan, “Orang yang
meninggalkan shalat berjamaah tidak boleh dinikahi”. Lihat buku mereka yang
berjudul Fatawa al-Mar’ah, penerbit Dar al-Wathan, Riyad, Saudi Arabia,
halaman 103.
· Membaca
Al-Qur’an untuk Mayit Haram dan Pelakunya Diazab
Menurut
faham Salafi Wahabi, orang Islam yang membaca Al-Qur’an untuk mendoakan arwah
yang telah meninggal dunia tidak akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya
maupun untuk arwah yang didoakannya, melainkan azab yang pedih untu keduanya,
karena hal itu adalah maksiat dan sesat. Wahabi mengatakan, perbuatan itu haram
dan orang yang melakukannya akan diazab di akhirat nanti. Lihat buku mereka
yang berjudul, Taujihat Islamiyyah, karangan Muhammad Jamil Zainu,
Penerbit Kementerian Urusan Keislaman, Riyad, Kerajaan Saudi Arabia, halaman
137.
Padahal, sebagaimana kita ketahui,
membaca ayat-ayat Al-Qur’an untuk yang telah meninggal dunia di kuburnya adalah
diperbolehkan. Bahkan, sebagaimana dalam HR. al-Baihaqi, seorang sahabat Nabi bernama
Abdullah ibnu Umar membaca Al-Qur’an setelah selesai mengebumikan jenazah,
beliau membaca awal Surat al-Baqarah dan akhirnya.
· Haram
Membangun Menara Masjid
Mereka
mengatakan, “Memperbanyak menara masjid adalah suatu kemungkaran.” Lihat buku
mereka, Taujihat Islamiyyah, karangan Muhammad Jamil Zainu, Penerbit
Kementerian Urusan Keislaman, Riyad, Kerajaan Saudi Arabia, halaman 123.
· Haram
Menggunakan Tasbih (Sibhah)
Mereka
mengharamkan umat Islam yang ingin bertasbih memuji Allah menggunakan alat
hitung tasbih. Alasannya itu adalah perkara bid’ah dan sesat. Mereka
mengatakan “Tasbih termasuk perkara bid’ah dan tercela. Tidak boleh
menggunakannya, dan mesti dicegah.” Lihat buku mereka al-Hadiyyah
as-Sunniyyah, karangan Abdullah Ibnu Muhammad ibnu Abdul Wahab, Penerbit
Mathba’ah al-Mannar, Kairo, Mesir.
Padahal, sebagaimana kita ketahui,
dibolehkan bagi orang Islam berzikir dengan menggunakan tasbih. Sebab,
Nabi Saw. pernah lewat di hadapan seorang sahabiyah yang sedang bertasbih menggunakan
batu-batu kecil dan Nabi tidak mengingkari perbuatan tersebut. (HR. Tirmidzi,
Thabrani, dan Ibnu Hibban)
“pemahaman salaf”. Dalam kitab-kitab
hadis dan atsar, semisal kitab al-Mushannaf karya al-Hafizh Abdurrazaq
dan Ibnu Abi Syaibah, terdapat contoh-contoh yang begitu banyak tentang
perbedaan salaf dalam memahami masalah keislaman.
Jika kita cermati, kita akan melihat
bahwa orang-orang yang mengajak kepada “pemahaman salaf” itu melarang umat
Islam untuk mengikuti pemahaman Imam-imam Mazhab yang empat (Abu Hanifah,
Malik, Syafi’i dan Ahmad). Sebaliknya, mereka malah menganjurkan untuk
mengikuti atau bertaklid kepada pemahaman mereka, atau jika tidak, kepada
pemahaman orang-orang yang hidup setelah tiga abad pertama, yakni pemahaman
Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdul Wahab, Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, al-Abani, Ibnu Fauzan
dan lain sebagainya.
---ooo0ooo---
والله اعلم بالصواب
Tidak ada komentar:
Posting Komentar