Selasa, 10 September 2013

Di Antara Fatwa dan Pendapat Salafi Wahabi Yang Menyimpang



ntara Fatw
Secara Umum, Sering Mengeluarkan Fatwa Menyimpang dan Berbahaya
Secara umum, para ulama mereka kerap mengeluarkan fatwa yang menyimpang. Di antara fatwa-fatwa ulama mereka yang nyleneh, menyimpang, dan berbahaya adalah:
1.   Fatwa Syaikh Ali al-Khudhair: Boleh berdusta dan bersumpah palsu demi agama (baca: ajaran Salafi Wahabi), khusus bagi para da’i dan muballigh.1 Masya Allah, cara apa pun mereka halalkan!
2.   Fatwa Syaikh ‘Aidh ad-Duwaisri: Boleh menipu Syi’ah dan orang-orang lain yang berfaham sesat (versi mereka).2
3.   Fatwa Syaikh Sulaiman al-Kharasyi: Boleh merampok harta orang-orang sekuler, serta halal nyawa dan kehormatan mereka.3
4.   Fatwa Syaikh Ibnu Baz: Boleh menghancurkan website/ situs seseorang atau lembaga tertentu, mencuri password dan memata-matai email demi dakwah Salafi Wahabi.4
Bumi in tidak berputar, karena akan meruntuhkan akidah Allah turun ke bumi dan akidah tajsim mereka yang lain.5
5.   Fatwa Syaikh Ibnu Jibrin: Fatwa jihad terhadap Syiah dan wajib melaknat mereka.6
6.   Fatwa Dewan Fatwa Tetap (Lajnah Da’imah): Haram menabur bunga di atas makam.7
7.   Fatwa Syaikh Ibnu Utsaimin: Haram belajar Bahasa Inggris.8
فتوى على الخضير في جواز الكذب وشهادة الزور على المخالف لنصره  1
الدين وأهله    http://ummanas.netfirms.com/lying.htm
فتوى الشيخ عائض الدوري في جواز الدسيسة ضد الشيعة واصحاب  2
الأفكارالمنحرفة    http://ummanas.netfirms.com/g.htm
فتوىسليمان الخراشي في جوازنهب أموال العلمانين وانتهاك حرماتهم  3
   http://ummanas.netfirms.com/disbelievers.htm
فتوى الشيخ عبدالعزيزآل الشيخ في جواز اختراف المواقع وتخريبها   4
والتجسُّس على الايملات    http://ummanas.netfirms.com/virus.htm
فتوى ابن باز في تحريم القول بدوران الكرة الأرضية   5
     ummanas.netfirms.com/earth.htm
فتوى الشيخ عبدالله ابن جبرين في الجهاد ضدالشيعة ووجوب البصق في وجوههم  6
   http://ummanas.netfirms.com/ig.htm
فتوى اللجنة الدائمة للإفتاء بتحريم إهداء الزهور  7
   http://ummanas.netfirms.com/flower.htm
فتوى ابن عثيمين في تحريم تعليم اللغة الإنجليزية    8  
   http://ummanas.netfirms.com/flower.htm
8.   Fatwa Syaikh Nashir al-Fahd: Haram bertepuk tangan,9 haram ucapan salam dan penghormatan dalam latihan militer.10
9.   Fatwa Syaikh Abdullah an-Najdi: Haram bermain sepak bola.11
10. Fatwa Syaikh Hamud ibnu Aqla asy-Syu’aibi: Halal nyawa dan kehormatan Abdullah ar-Ruwaisyid, penyanyi Kuwait.12
11. Fatwa Ulama-Ulama Besar Saudi (Hai’ah Kibar al-‘Ulama): Haram game Pokemon dan sejenisnya bagi anak-anak.13
12. Fatwa Syaikh Utsman al-Khamis dan Sa’d al-Ghamidi: Haram penggunaan internet bagi kaum wanita.14
9   فتوى الشيخ ناصر الفهد في تحريم التصفيف
10   فتوى الشيخ ناصر الفهد في تحريم أداءالتحية العسكرية
11   فتوى عبدالله النجدي في تحريم لعب كرة القد
12  الرويشد فتوى الشيخ حمودبن عقلا الشعيبي في إهدار دم المغني الكويتي عبدالله
13  فتوى هيئة كبار العلماء في السعودية بتحريم لعبة البوكيمون
14  فتوى الشيخين عثمان الخميس وسعد الغامدي في تحريم الإنترنيت على المرأة
· Adam a.s. Bukan Nabi, Bukan Juga Rasul Allah
Lihat buku mereka yang berjudul al-Iman bi al-Anbiya’i Jumlatan (Beriman kepada semua Nabi) karangan Abdullah ibnu Zaid, Penerbit al-Maktab al-Islami, Beirut, Lebanon.
· Neraka Tidak Kekal dan Orang-orang Kafir  Tidak Diazab Selamanya
Mereka mengatakan, neraka akan berakhir dan orang-orang kafir semuanya akan pindah ke surga. Lihat buku mereka, al-Qaulu al-Mukhtar li Fana’i an-Nar, karangan Abdul Karim al-Humaid, halaman 7. Juga lihat buku berjudul Syarhu al-Aqidah ath-Thahawiyah, dengan kata pengantar dan pujian dari Ibnu Baz, halaman 427.15 Juga lihat karangan soko guru mereka, Ibnu Taimiyah, dalam kitabnya yang membahas khusus tentang berakhirnya siksa neraka yang berjudul ar-Radd ‘ala Man Qala bi Fanai al-Jannah wa an-Nar, dengan pentahkik Muhammad ibnu Abdullah as-Samhuri, penerbitnya Balansiyah, Riyad, Saudi Arabia, cetakan pertama
1415 H / 1995 M dalam satu jilid.
·  Talak Isteri Ketika Haid Tidak Sah
Tokoh ulama mereka, Ibnu Utsaimin, mengatakan bahwa menceraikan isteri ketika haid tidak menyebabkan jatuh talak. Lihat buku mereka Fatawa al-Mar’ah, halaman 137.16  Padahal, ijma’ ulama mengatakan bahwa seorang suami yang menceraikan isterinya ketika haid, maka talaknya tetap sah, dan isterinya menjadi haram bagi suaminya. Para ulama berdalil dengan apa yang berlaku atas Ibnu Umar ketika beliau menceritakan isterinya yang sedang haid kemudian bertanya kepada Nabi, dan Nabi menghukuminya bahwa talaknya telah jatuh (HR. Muslim).
Bayangkanlah, akibat ke-nyleneh-an fatwa ini, berapa banyak rumah tangga muslim yang menjadi rusak disebabkan mereka mempermainkan ucapan talaknya dengan sembarangan, atau terjatuh ke dalam perzinaan karena berani menggauli isterinya yang sudah haram baginya akibat talaknya di masa haid (yang mereka anggap tidak jatuh talak). Syariat macam apakah ini, mereka berani mendahului keputusan Allah dan Rasul-Nya? Bukankah ini bid’ah dalam agama, alias mengada-ada?
·  Haram Wanita Mengendarai Mobil
Ibnu Baz mengatakan, “Perempuan tidak boleh menyetir kendaraan.” Lihat buku fatwa mereka yang berjudul Fatawa al-Mar’ah, halaman 192.17
Bagaimana jadinya dunia ini, jika Islam yang hanif dan modern menjadi sesempit itu? Sesuatu yang asalnya boleh malah mereka ada-adakan untuk dilarang? Barangkali masyarakat Barat bukan hanya tidak akan memeluk Islam, tetapi juga menertawakannya, karena dalam persepsi orang-orang Barat itu telah melanggar Hak Asasi Manusia (HAM).
Perempuan boleh mengendarai mobil selagi tidak ada fitnah dan tetap terjaga aurat serta kehormatannya. Tidak ada seorang pun dari kalangan ulama yang mengharamkan hal demikian itu. Jangankan menyetir mobil, Al-Qur’an telah menegaskan kebolehan perempuan untuk menjadi salah seorang tokoh masyarakat – semisal menjadi gubernur – bagi perempuan yang memiliki kemampuan dan kecakapan dalam urusan tersebut, seperti halnya kepemimpinan Ratu Balqis dalam Al-Qur’an.
·  Haram Wanita Berbicara di Sisi Lelaki
Ulama mereka, Ibnu Jibrin, mengatakan, suara wanita di sisi lelaki ajnabi (bukan mahram atau orang yang boleh dinikahi) adalah aurat yang haram untuk didengar suaranya. Lihat kitab mereka Fatawa al-Mar’ah, penerbit Dar al Wathan, Riyad, Saudi Arabia, halaman 211. Bagaimana jadinya kehidupan manusia ini jika wanita dilarang berbicara di dekat lelaki? Akankah mereka para wanita menggunakan bahasa isyarat seperti – maaf – binatang monyet dalam keseharian mereka di hadapan kaum lelaki? Bukankah di zaman Rasulullah Saw., para wanita banyak yang menjadi pedagang, ikut berperang, bertanya langsung kepada Rasulullah Saw. tentang urusan agamanya? Bukankah Siti Aisyah, isteri Rasulullah Saw. banyak meriwayatkan hadis kepada para sahabat? Bahkan banyak sekali dari kalangan wanita muslim di zaman Nabi Saw. yang menjadi pedagang dan bertransaksi jual-beli.
·  Zikir La Ilaha Illallah Seribu Kali Sesat dan Musyrik
Lihat buku mereka Halaqat Mamnu’ah, karangan Hisyam al-Aqqad, halaman 25.18 Padahal, mengulangi zikir seperti ini sebanyak seribu kali adalah boleh. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an, “Wahai orang-orang yang beriman berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. al-Ahzab [33]: 41)
·  Ziarah Kubur bagi Wanita Dosa Besar
Ulama mereka mengharamkan wanita muslimah untuk berziarah ke makam kaum muslimin, termasuk ke makam Rasulullah Saw. Ibnu Utsaimin berkata:

Ziarah kubur bagi wanita adalah haram, termasuk dosa besar, meskipun ziarah ke makam Rasulullah Saw.”
Padahal, wanita boleh menziarahi kubur Nabi dan kubur orang-orang Islam. Sayidah Aisyah bertanya kepada Rasulullah: “Apakah yang perlu dia (Aisyah) katakan ketika menziarahi kubur”, maka Rasulullah menjawab:

 
Katakanlah: “Keselamatan atas (kamu sekalian) para penghuni kubur dari kalangan orang-orang mukmin dan muslim.” (HR. Muslim)
·   Haram Memotong Jenggot, Apalagi Mencukurnya
Ulama mereka mengharamkan umat Islam untuk memotong jenggotnya meski hanya sedikit dalam semua kesempatan. Lihat buku ulama mereka yang berjudul at-Tahqiq wa al-Idhah li Katsirin min Masail al-Haj wa al-Umrah, karangan Abdul Aziz ibnu Abdullah ibnu Baz, halaman 16.20
·   Haram bagi Wanita Mengenakan Pantalon (Celana Panjang)
Mereka mengharamkan para perempuan muslim mengenakan celana panjang, meskipun itu di depan suami, meskipun celana panjangnya lebar atau tidak ketat. Lihat pernyataan tokoh ulama mereka, Ibnu Baz, dalam majalah ad-Dakwah, edisi 1493 H, terbitan Saudi Arabia tahun 1995, halaman 28.
Sungguh aneh fatwa tersebut. Sebab, wanita tidak diharamkan memakai celana panjang di hadapan suaminya. Jangankan mengenakan celana panjang di hadapan suaminya, auratnya tampak oleh suaminya pun dibolehkan oleh Islam.
Bahkan, Rasulullah mendoakan kepada wanita yang memakai seluar dengan tujuan menambah pakaian agar semakin menutup aurat:
Mudah-mudahan Allah merahmati mereka yang memakai celana panjang dari kalangan wanita (karena menambahkan pakaian untuk menutup aurat).” (HR. al-Baihaqi)
·   Shalawat Setelah Adzan Dosanya Sama Dengan Perzinaan
Mereka mengatakan, shalawat kepada Rasulullah Saw. dengan suara nyaring (jahr) yang dilakukan setelah adzan hukumnya seperti seorang anak yang menikahi ibu kandungnya, yakni termasuk dosa besar. Pernyataan seperti itu pernah dilontarkan oleh salah seorang ulama mereka di dalam Masjid ad-Daqqaq, Damaskus, Syiria. Sebagaimana itu dinukil oleh al-Juwaijati, Imam Masjid Jami’ ar-Raudhah, Damaskus, Syiria, dalam kitabnya al-Ishabah, halaman 8.
·   Meletakkan Ranting Pohon di atas Makam Tidak Pernah Disyari’atkan
Ibnu Baz mengatakan, meletakkan atau menancapkan ranting pohon yang masih basah di atas kuburan tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah Saw. Lihat kitab Fath al-Bari yang dita’liq dan dikomentari oleh Ibnu Baz, Penerbit Dar al-Ma’rifah, Berut, Lebanon, jilid 1 halaman 320.


Ketika Nabi berlalu di tepi dua kubur, beliau mengambil pelepah korma lalu mematahkannya dan meletakkan setiap patahan pelepah tersebut di atas dua kubur itu, lalu bersabda: “Semoga itu meringankan azab mereka.” (HR. Bukhari)
·  Haram Ziarah ke Makam Rasulullah Saw.
Ibnu Baz mengatakan, haram melakukan perjalanan (musafir) untuk menziarahi makam Rasulullah Saw., walaupun bagi mereka yang sedang mengerjakan haji dan jauh dari Madinah. Lihat buku Ibnu Baz yang berjudul at-Tahqiq wa al-Idhah li Katsirin min Masail il-Haj wa al-Umrah wa az-Ziyarah, karangan Abdul Aziz ibnu Abdullah ibnu Baz, halaman 88, 90, 98.21
Padahal, sebagaimana kita ketahui bersama, ziarah ke makam Rasulullah Saw. bukan hanya boleh, bahkan sangat dianjurkan bagi yang mampu pergi ke sana. Lihatlah sabda Rasulullah Saw.:


Rasulullah Saw. bersabda, “Barangsiapa yang datang menziarahiku dan tidaklah dia niatkan kecuali menziarahiku, sesungguhnya dia berhak mendapat syafa’atku.” (HR. Thabrani)
·   Muslim/Muslimah yang Tidak Shalat Berjamaah Haram Dinikahi
Mereka telah berani membuat-buat syari’at baru dalam agama Islam dengan mengatakan, orang yang tidak shalat berjamaah di masjid tidak boleh dijadikan suami atau isteri alias haram dinikahi. Demikianlah, Ibnu Baz mengatakan, “Orang yang meninggalkan shalat berjamaah tidak boleh dinikahi”. Lihat buku mereka yang berjudul Fatawa al-Mar’ah, penerbit Dar al-Wathan, Riyad, Saudi Arabia, halaman 103.
·   Membaca Al-Qur’an untuk Mayit Haram dan Pelakunya Diazab
Menurut faham Salafi Wahabi, orang Islam yang membaca Al-Qur’an untuk mendoakan arwah yang telah meninggal dunia tidak akan mendatangkan kebaikan untuk dirinya maupun untuk arwah yang didoakannya, melainkan azab yang pedih untu keduanya, karena hal itu adalah maksiat dan sesat. Wahabi mengatakan, perbuatan itu haram dan orang yang melakukannya akan diazab di akhirat nanti. Lihat buku mereka yang berjudul, Taujihat Islamiyyah, karangan Muhammad Jamil Zainu, Penerbit Kementerian Urusan Keislaman, Riyad, Kerajaan Saudi Arabia, halaman 137.
Padahal, sebagaimana kita ketahui, membaca ayat-ayat Al-Qur’an untuk yang telah meninggal dunia di kuburnya adalah diperbolehkan. Bahkan, sebagaimana dalam HR. al-Baihaqi, seorang sahabat Nabi bernama Abdullah ibnu Umar membaca Al-Qur’an setelah selesai mengebumikan jenazah, beliau membaca awal Surat al-Baqarah dan akhirnya.
·  Haram Membangun Menara Masjid
Mereka mengatakan, “Memperbanyak menara masjid adalah suatu kemungkaran.” Lihat buku mereka, Taujihat Islamiyyah, karangan Muhammad Jamil Zainu, Penerbit Kementerian Urusan Keislaman, Riyad, Kerajaan Saudi Arabia, halaman 123.
·  Haram Menggunakan Tasbih (Sibhah)
Mereka mengharamkan umat Islam yang ingin bertasbih memuji Allah menggunakan alat hitung tasbih. Alasannya itu adalah perkara bid’ah dan sesat. Mereka mengatakan “Tasbih termasuk perkara bid’ah dan tercela. Tidak boleh menggunakannya, dan mesti dicegah.” Lihat buku mereka al-Hadiyyah as-Sunniyyah, karangan Abdullah Ibnu Muhammad ibnu Abdul Wahab, Penerbit Mathba’ah al-Mannar, Kairo, Mesir.
Padahal, sebagaimana kita ketahui, dibolehkan bagi orang Islam berzikir dengan menggunakan tasbih. Sebab, Nabi Saw. pernah lewat di hadapan seorang sahabiyah yang sedang bertasbih menggunakan batu-batu kecil dan Nabi tidak mengingkari perbuatan tersebut. (HR. Tirmidzi, Thabrani, dan Ibnu Hibban)
“pemahaman salaf”. Dalam kitab-kitab hadis dan atsar, semisal kitab al-Mushannaf karya al-Hafizh Abdurrazaq dan Ibnu Abi Syaibah, terdapat contoh-contoh yang begitu banyak tentang perbedaan salaf dalam memahami masalah keislaman.
Jika kita cermati, kita akan melihat bahwa orang-orang yang mengajak kepada “pemahaman salaf” itu melarang umat Islam untuk mengikuti pemahaman Imam-imam Mazhab yang empat (Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad). Sebaliknya, mereka malah menganjurkan untuk mengikuti atau bertaklid kepada pemahaman mereka, atau jika tidak, kepada pemahaman orang-orang yang hidup setelah tiga abad pertama, yakni pemahaman Ibnu Taimiyah, Ibnu Abdul Wahab, Ibnu Baz, Ibnu Utsaimin, al-Abani, Ibnu Fauzan dan lain sebagainya.


---ooo0ooo---
والله اعلم بالصواب


Tidak ada komentar:

Posting Komentar